11. Our Babies

182 20 19
                                    

Hola, hola, sudah waktunya up belum? hehe

Silakan tambahkan bacaan ini ke library-mu. 

Jangan lupa, budayakan vote and comment.

🌟🌟🌟

***

Cukup satu hal untuk membuatku yakin. 

'Kau' 

Sudah. Tidak ada lagi keraguan bahwa kau yang akan menjadi istriku, ibu dari anak-anakku, dan satu-satunya wajah yang akan akan kulihat terakhir kali ketika akhirnya kututup mata. 

***

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

***

Dalam hidupnya, terhitung sudah dua kali Seona pernah memilih untuk menyerah. Menyakiti dirinya sendiri lebih mudah ketimbang terus menerus kecewa akan harapanya yang tak dapat diwujudkan oleh orang lain.

Berharap kepada manusia selalu menyakitkan, bukan?

Pertama, Seona remaja sudah menyerah untuk terus menunjukkan perlawanan pada ayahnya, bahwa ia tidak butuh ibu yang nomor dua. Baginya, ibu hanya satu, dan ibunya itu telah mati setelah kalah dalam pertarungan dengan kanker yang menggerogoti tubuhnya.

Kedua, Seona yang telah beranjak dewasa pun menyerah, ketika takdir  memisahkannya dengan kekasih yang telah bersama selama 8 tahun, dengan menghadirkan seorang wanita yang mengandung bayi dari lelaki itu tepat setelah pertunangan keduanya.

Mungkin, Seona harus mulai memikirkan skenario menyerah yang ketiga. Tampaknya tak pernah ada yang mudah dalam hidup wanita itu, termasuk kala ia memutuskan mengikuti rencana Hyunwoo untuk setuju menikah dengannya. Karena yang duduk di hadapan Seona saat ini, bukan Tuan Son yang ramah, tenang, nan murah senyum. Bukan seorang kakek yang datang ke ruangannya tempo hari saat mendaftarkan Aeri ke Oliver Institute.

Yang duduk di hadapannya kini, tak lain adalah seorang ayah yang tampak memasang tatapan dingin lagi menusuk. Sampai-sampai mungkin dapat membuat persendian di kaki Seona lemas dan tak mampu berdiri lagi.

"Su-sunbae...." Seona melirik Hyunwoo yang menatap lurus ayahnya.

"Tenang," balas Hyunwoo sembari meremas pelan telapak Seona yang berada di atas lututnya. Seolah gerakannya itu dapat membuat jantung Seona melembut. Padahal tidak. Degupannya demakin menggila sekarang. Entah karena sentuhan pria itu, atau tatapan menusuk ayahnya. "Kau akan baik-baik saja."

Seona bungkam. Tak ada yang dapat ia lakukan selain mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan mempercayakan semuanya pada pria itu. Sembari harap-harap cemas, semoga saja apa pun yang dikatakan Hyunwoo nanti tidak membuat situasi semakin memburuk.

[M] TOUCH (Monsta X Shownu)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें