6. Ambivalency

264 17 17
                                    

Budayakan vote dan tinggalkan comment ya,

sejenak waktu yang kalian sisihkan untuk menulis comment di chapter ini, sangat membantu author memperbaiki diri dan menulis lebih baik lagi.

Ada alasan kenapa ini di up tengah malam. 

please, yang belum 18+ bisa skip dulu.

Regards.

***

Do you ever feel like a misfit?

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Do you ever feel like a misfit?

Everything inside you is dark and twisted

but it's okay to be different

'Cause baby so am I

(So Am I : Ava Max)

***

Seona pikir ini akan sangat mudah—menunggu Yena hingga melahirkan, memastikan ibu baru itu mendapatkan semua yang ia butuhkan, dan segera pergi sebelum Kihyun mendarat di Korea lagi. Seona bukan sengaja menghindar. Hanya saja, ia memang belum siap bertatap muka kembali dengan pria yang pernah menjadi tunangannya itu. Delapan tahun bukan waktu singkat. Mereka pernah bersama sekian lama, dan baik Kihyun maupun Seona sendiri sama-sama tahu bahwa bahwa urusan perasaaan keduanya belum benar-benar usai.

Tetapi reaksi tubuh Seona jelas tidak dapat menipu. Ia gemetar. Untung saja rambut panjang bergelombangnya diikat tinggi ke belakang. Helai anak rambut yang tak dapat ia kendalikan dalam ikatan itu, mulai basah karena keringat yang merembes di sekitar dahinya. Bahkan kedua lutut Seona mulai lemas tak bertenanga.

Seona mengalami serangan panik.

Tidak seharusnya seperti ini. Seona sudah baik-baik saja sejak sejam yang lalu. Ia sendiri tak menyangka tubuhnya akan bereaksi se-menyedihkan ini. Ia yakin bisa mengatasinya sendiri. Seona hanya butuh waktu.

Ya. Pasti seperti itu.

Wanita itu menyeret langkahnya sepanjang koridor ruang rawat inap. Berniat duduk sejenak ketika sampai di sebuah kursi panjang di ujung koridor. Seona mengambil jeda demi mengatur napas sejenak.

Rasa kecewa jelas masih bersisa. Tapi cinta? Tidak. Sekarang ia yakin bahwa cinta bukan segalanya. Kalau pun seandainya nanti ada pria yang bisa mencintainya lebih baik, Seona tak lagi peduli dengan perasaanya, ia bisa memberikan komitmen seutuhnya pada pria itu.

Bukankah memulai perlahan dengan 1% asmara yang akan berkembang setelahnya lebih baik, daripada menggenggam 100% cinta namun malah kian terkikis sepanjang perjalanan higga tak sedikit pun bersisa pada akhirnya?

[M] TOUCH (Monsta X Shownu)Место, где живут истории. Откройте их для себя