21. Please, Just Stop

121 15 7
                                    

Silahkan follow akun ini sebelum melanjutkan membaca.
Budayakan Vote dan Comment.

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hyunwoo menghela napas berulang kali. Seona masih saja mengacuhkannya, tidak mau menjawab satu pun pertanyaan yang diajukan oleh mantan suaminya itu. 

"Kenapa kau diam saja saat Seojung memukulimu seperti itu?"

"Kenapa tidak panggil keamanan? Tidak perlu meladeni gadis itu terlalu jauh."

Hyunwoo mengatur lagi posisi duduknya. Luka-luka Seona sudah diobati. Hanya butuh sedikit waktu lagi untuk bisa mendapatkan hasil pemeriksaannya.

Hyunwoo khawatir setengah mati. Saat Changkyun menelepon pagi tadi, ia tidak menduga itu tentang Yujeong yang sempat mengamuk mencarinya di kantor. Pria itu mengira putri tunggal keluarga Lee itu sudah menarik kembali semua orang suruhannya yang mengawasi hyunwoo diam-diam sesuai kesepakatan mereka. Kalau tetap begini, usaha Hyunwoo berbaik hati menemani gadis itu makan malam minggu lalu jadi sia-sia.

Yujeong ingkar janji. Hyunwoo harusnya tahu kalau gadis yang terobsesi padanya itu tidak mungkin melepasnya begitu saja.

Sekarang, bukan hanya menemukan Seona, Yujeong juga membuat wanita yang Hyunwoo cintai itu babak belur begini.

"Perutmu ... baik-baik saja?" Hyunwoo melirik ke arah kedua tangan Seona yang bertumpu di atas perutnya. Wanita itu duduk dengan bersandar di atas ranjang rumah sakit.

Menyesakkan. Seona tidak suka tempat ini.

"Kau bisa lihat sendiri, aku baik. Kaulah yang membuatku berbaring di tempat ini." Seona menjawab dengan ketus. Menurutnya, memilih kamar perawatan VVIP terlalu berlebihan. "Pergi saja kalau ada hal yang harus kau urus." 

"Kau akan menuntut Yujeong?"

"Kau mengkhawatirkannya?"

Hyunwoo berdecak, lelah menghadapi Seona yang keras kepala begini. Selalu saja menyalah-artikan perhatiannya. "Aku mengkhawatirkanmu! Bukan dia, kau yang kukhawatirkan, Shim Seona!"

Seona tersenyum miris. "Saat seperti ini, selalu saja di matamu aku yang paling salah, ya 'kan?"

Kedua dahi Hyunwoo terangkat. Ia tidak mengerti.

"Bukankah saat itu juga? Kau juga menyuruhku mendengarkan orang tuaku, memberi waktu mereka berbicara, dan memenuhi keinginan mereka. Padahal tepat itu yang sedang kulakukan, menahan semua tekanan. Aku tidak tahan kerena mereka memaksa. Tapi, di matamu mungkin aku hanya gadis pembangkang."

Hyunwoo terhenyak. Seona bertekad menginginkan perpisahan mereka. Begitu pula dengan hari ini. Tanpa sadar, Hyunwoo melakukannya lagi.

Hyunwoo menyalahkan Seona karena wanita itu tidak membela diri,  tidak memanggil satpam saja dan malah menimbulkan kerusuhan. Padahal, kejadian ini sama sekali di luar kendali Seona. Ia juga tidak pernah menginginkan menjadi babak belur begini.

[M] TOUCH (Monsta X Shownu)Where stories live. Discover now