34

13 1 0
                                    

"Saya. Saya kak."

Suara ini? Hari ini gue baru denger suara ini. Kak Yerim.
Gue kira dia udah pulang, kira-kira semenit sebelum acara kembali mulai, gue lihat dia keluar ruangan setelah pamitan sama Xiaojun.
Yang gue heran, kenapa Doyoung sama sekali nggak disapa sama dia? yaa mungkin aja.. dua individu itu saling tegur sapa sebagai formalitas senior-junior tanpa gue tahu. Gue sebenarnya nggak terlalu merhatiin banget dia interaksi sama siapa aja selama disini selain sama Jaemin dan Xiaojun.
Makin jadi orang aneh kalau gue harus mengawasi gerak-geriknya.

Seisi ruangan melihat ke belakang, tertuju pada Kak Yerim yang masih mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. Rambut sebahunya berwarna mahogany brown dibiarkan terurai, terlihat hairlight misty grey yang sedikit mencolok disisi-sisi rambutnya.

Xiaojun berlari kecil menghampiri kakak sepupunya itu yang datang lagi entah sejak kapan.
"Kok belum pulang?"
"Mobilnya kenapa-kenapa?"

Kak Yerim menggeleng seraya tersenyum, "Boleh kan?" sambil menunjuk panggung mini di depan.

"Boleh.. silakan maju ke depan.. de--ngan siapa?"

Kak Yerim melangkah ke depan.
Saat melewati Jaemin yang berdiri di samping gue, seolah Kak Yerim sengaja melihat sekilas Jaemin yang tepat beradu tatap beberapa sekon dengannya. Nggak disangka, sebuah genggaman berhasil mengejutkan gue. Gue melihat tangan kiri Jaemin yang menggengam erat pergelangan tangan kanan gue. Gue mendongak untuk melihat ekspresi Jaemin saat ini. Yang diomongin Chenle beneran?

"Selamat malam.. Saya Yerim. Alumni angkatan 2018. Saya minta maaf karena tiba-tiba muncul lagi tanpa ada koordinasi. Mungkin beberapa adek-adek disini ada yang sudah melihat saya datang beberapa jam lalu. Jika diizinkan, bisa saya menyanyikan satu buah lagu saja?"

"Bisa.. bisa, silakan."

Satu menit kemudian, instrumen lagu dari BEN-Stay terdengar.

Mengalun lembut diantara kedua telinga. Kembali merasakan menjadi pemeran dalam sebuah drama. Imajinasi-imajinasi mulai terbentuk membentuk gambaran atau adegan romance persis yang terjadi dalam sebuah drama Korea.

Lirik demi lirik dinyanyikan dengan perasaan, mungkin lagu ini menyampaikan niat terselebung yang ditujukan untuk seseorang yang tadinya menggegam pergelangan tangan menjadi tangan kanan gue sekarang. Is my heart pounded? Yes. But just little. Ekhem. Am I confused? Yes. Why universe?!

jeomjeom nado mollae jakku baraboge doego

deo jayeonseureopge hangsang gakkai issgo sipeo

idaero idaero dagawa jugil nan gidaryeo

o just stay

naege dagawa yeogi meomulleoyo

idaero nae gyeote isseoyo

"Jaem, lo kenapa?"

Jaemin menggeleng dengan tatapannya yang masih melihat penampilan Kak Yerim. "Just stay for three minutes by my side. Just three minutes." Jaemin menoleh seraya tersenyum singkat kemudian tatapannya kembali mengarah ke depan. Deretan sebelas kata sederhana, namun membekas. (◞‸◟)

Satu yang gue minta, Doyoung nggak tahu hal ini.
Selang beberapa detik, gue merasakan tautan jari diantara jari-jari tangan kiri gue. Gue mengamati sang empunya jari itu. Jaehyun.
Sejak kapan Doyoung nggak ada disamping gue? Dan malah Jaehyun yang ada disini. Seseorang tolong jelaskan situasi yang terjadi saat ini, gue bener-bener nggak ngerti.

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now