14

7 1 0
                                    

"Kakak lo. Kak Taeil.." ujar orang di seberang sana. Nafasnya terdengar memburu dan ngos-ngosan.

Refleks gue berjalan cepat ke arah pos satpam dan meninggalkan Yuta Jaehyun yang masih berjalan di parkiran indoor.

"Kakak saya kenapa? Dan saya bicara dengan siapa? Juga kenapa Anda bisa tahu nama kakak saya?"

"Gue Doyoung. Bang Taeil udah di depan."

Otomatis gue menghela nafas lega dan keringat yang masih meluncur di kening, gue seka dengan jaket hoodie yang gue kenakan. Doyoung belum mematikan sambungan teleponnya dan masih memanggil-manggil nama gue.

"Hhh.. gue kira lo penculik. Btw, lo ganti nomer handphone?"

"Enak aja ganteng gini macam idol dikatain pencukik. Nggak, hp gue lowbat, gue charges, jadi gue tinggal di kelas sebentar karena gue turun ke pos satpam mau minjem kunci lab IPA, soalnya tadi belum sempat dikunci. Ehh.. pas gue nengok ke depan, ternyata ada Bang Taeil, gue samperin dah."

"Jadi, ini hpnya temen lo?"

"Ho oh, lebih tepatnya ini hpnya Jin Young. Lo nggak bakalan tahu juga sih wujudnya."

"Hmmm.. ya udah, makasih banyak ya Doy. Gue pulang dulu."

"Iya, sama-sama."

Gue kira setelah dia bilang kalimat itu, Doyoung langsung mematikan sambungan teleponnya, ternyata enggak.

"Cepet matiin.. pulsanya kesedot habis nanti, emang lo mau tanggungjawab?"

"Ya.. enggak sih hehehe"

"Hmmm.. ya udah.. bye"

Selepas sambungan telepon Doyoung selesai, dua manusia tampan yang tampannya nggak ada akhlaknya menghampiri gue yang masih memasukkan handphone ke dalam tas.

"Baru sampai sini?"

"Iya, tadi gue minta Jaehyun beliin NU Green tea dulu karena gue kepengen. Ya udah gue ke kantin bentar."

"Gue maunya langsung nyamperin lo, tapi Yuta suruh gue nungguin dia katanya barengan aja. Hhh.. cupu lo. Gimana mau dapet gebetan kalau beli minum aja minta ditungguin."

Gue tertawa karena tingkah abstrak dua orang ini, "ehh.. gue balik dulu ya. Abang gue udah jemput."

"Iya, titi dj. Salam kenal buat kakak lo" ujar Yuta seraya melambaikan tangannya.

"Gue juga. Siapa tahu masih ada peluang?"

"Ihh.. ngeri gue Jae. Lo ternyata penyuka.." ujar Yuta yang mendorong-dorong tubuh Jaehyun.

"Heh.. mulutnya ya. Amit amit dah. Gue normal. Soal peluang yang itu, hanya Tuhan dan gue yang tahu."

"Berantemnya di lapangan basket aja. Sekalian olahraga. Gue pulang" ujar gue yang berjalan menuju keberadaan Kak Taeil. Dan benar saja yang diinfokan Doyoung, Kak Taeil udah disini dan ada didalem mobil lagi tiduran. Segera gue buka pintu mobil dan mengguncang tubuh Kak Taeil.

"Lama banget lo? Gue udah bulukan nunggu." Ujar Kak Taeil yang bangun dari istirahatnya kemudian menaikkan tuas di samping kursi kemudi.

Gue merotasikan bola mata malas, "Harusnya yang nanya gitu gue, Kak. Kak Taeil gue telpon 3 kali, nyambung tapi nggak diangkat. Gimana gue nggak cemas. Kalau bukan karena Doyoung, mungkin udah gue maki-maki Kak Taeil di depan Mami. Btw, lo kok bisa tahu kalau gue pulang jam segini? Bawa mobil pula. Handphone Kak Taeil dimana? Nggak di bawa?"

"Iya, sorry gue akui gue salah, setelah gue chat Doyoung, gue nggak langsung chat lo. Kata Mami, lo kalau nunggu apa-apa selalu di depan pos satpam sekolah. Ya udah gue tungguin disini. Soal mobil, lo tahu kan kalau jam-jam segini lagi panas-panasnya nyentrong, gue nggak mau bawa motor. Soal hp, Jisung yang bawa, karena mulai hari ini dia les. Lo tahu kan, papi masih belum bolehin dia punya hp sendiri."

Moi et toi (?)| DoyoungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora