29

18 1 0
                                    

Sesuai janji gue pada Markhu-ya, gue sudah bersih-bersih dan ganti baju ala kadarnya, maksudnya baju casual yang gue mix and match tapi tetep kelihatan enak dipandang untuk dipajang di pojok gallery OSIS sebagai mantan anggota 2017 dan yang pernah mengabdi sepanjang dua periode. 

 Gue menuju meja belajar dan mengirimkan chat ke Mark sebagai rasa terima kasih gue alias feedback  karena dia udah mau nunggu gue walaupun udah mau jam setengah sebelas malam lebih tiga puluh lima menit dan dengan iming-iming 'expensive' Tiramisu. Tanpa berlama-lama, gue menuju kamar Kak Taeil dan Mark, lalu mengetuk pelan pintu aluminium berwarna putih gading didepan gue. 

CKLEK

"Ganggu aja malam-malam. Kenapa nggak besok aja sih?" Barusan yang buka pintu adalah abang gue paling ganteng dan setengah galak, siapa lagi kalau Kak Taeil. Percayalah Kak Taeil itu galaknya cuma setengah dan tentu ada alasannya dibalik setengah kegalakannya. Dengan rambut cokelatnya yang setengah acak-acakan, kaos putih tulisan '5 Second of Summer' dan celana training selutut yang dulu pernah dipotong Mami karena kepanjangan pas dipakai Icung kerja bakti di sekolah waktu kelas satu SMP. Hahaha. 

"Intinya, adikmu ini besok mau ngebo sampe jam delapan pagi dan gue besok mau memakai quality time di hari Minggu sama Papi main congklak. And now, gue nggak mau ada debat capres didepan pintu kamar yang akibatnya dapat membangunkan tidur cantiknya mami papi, biarkan saya masuk Yang Mulia. Gue memang sebelumnya belum izin, so, very sorry disturb your quality time with your pillow, my bro." 

"Masuk aja, Ri." 

Gue memiringkan kepala dan tersenyum penuh kemenangan ke arah Kak Taeil. Awalnya, tanduknya udah muncul diatas kepalanya, lalu perlahan muncul sayap malaikat dibelakang punggungnya. Kak Taeil menjauhkan tubuhnya yang sempat 'mem-block' pintu kamarnya, lalu duduk di sofa single dekat meja kerjanya. 

"Jangan kelamaan dan jangan banyak comment pas udah jadi hasil fotonya yang nantinya akan memperpanjang waktu sesi foto lo." Ujar Kak Taeil yang memejamkan matanya dan bersandar di sandaran sofa. 

"Baik, kak." Jawab gue seraya berjalan kearah Mark yang tengah memainkan handphonenya sambil terlentang diatas kasur. 



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Mark, malah rebahan. Gue nanti diamuk seribu satu malam sama Kak Taeil. Kamera lo udah disi "

"Aku mendengarmu wahai adik." Jawab Kak Taeil yang masih memejamkan matanya. 

Gue tertawa renyah dan kembali menganggu Mark. "Mark.. Mark.."



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now