10

9 1 0
                                    

"Ini"

"Lo kasih ke gue?"

"Enak aja. Pakai dulu." Gue menyodorkan satu tempat pensil berisi drawing pen mulai dari ukuran 0,1 hingga 0,8 ke Doyoung. Honestly, gue nggak tegaan sama orang. Maka dari itu, dengan ikhlas hati gue pinjamkan drawing pen gue ke Doyoung, karena dia masih bisa dipercaya.

"Thanks ya. Selasa gue kembaliin." Jawab Doyoung disertai dengan senyum sumringahnya.

Secara nggak sadar gue ikutan senyum.

"Lo senyum." Tambahnya.

"Itu refleks. Otak memerintahkan saraf fascialis gue untuk bereaksi, ya gue senyum."

"Apapun alasan lo disertai teori yang mendasari itu, gue ikut senyum juga kalau lo senyum. Disini, emosi lo juga ikut berperan."

Aku tersudut.

Rasanya ada yang mendesak ingin keluar dari dalam dada gue. Akhir-akhir ini Doyoung mulai menunjukkan sisi lain dari dirinya.. as a man, that's what I feel. Gue nggak mau memiliki rasa sepihak. Masih ambigu juga sih guenya, intinya gue nggak mau buru-buru.

"Ekhem.."
"Kesambet lo?" Tambahnya seraya mengibaskan tangannya di depan wajah gue.

"Ap- apa? Sarapan dulu, mami yang nyuruh." Jawab gue. Salah tingkah sendiri gue.

"Sebenernya gue udah sarapan di rumah sebelum kesini. Jadi, makasih. Lain kali ya. Bilang ke mami, gue nggak bisa menerima ajakannya."

"O- oke.. l-lo mau pulang sekarang?"

"I-iya." Jawab Doyoung seraya tertawa.

"Kok lo jadi gagap juga sih?"

"Gue ngikutin lo. Habisnya lo gelagapan mulu, ada yang belum beres?"

"Apanya?"

"Kerjaan dapur, kerjaan rumah, kerjaan dari papi lo."

"Nggak, nggak ada"

"Ya udah, gue balik. Salam ke Bang Taeil."

"Lo udah ketemu Kak Taeil?"

"Iya, tadi pas Bang Taeil buang sampah."

"Ohh.. kenapa gue nggak tahu ya?"

"Tadi kan lo mandi, masak abang lo pamit dulu ke lo. Kan impossible."

"Hehe.. iya ya." Ucap gue dengan cengiran lebar dan mengusap tengkuk gue.

Kenapa gue jadi nggak connect gini? :(

"Banyak minum A*QUA, biar fokus. Ya dah, gue pulang." Doyoung berbalik arah menuju gerbang.

"Iya, hati-hati. Lo kesini bawa sepedah?"

"Heem, sekalian CFD. Olah raga lah, mengurangi kalori."

"Pas inget doang"

"Bisa aja lo"

"Bisa lah. Gue punya predikat komentator di kelas. Jangan remehin gue makanya." Jawab gue seraya senyum.

"Itu yang gue suka." Jawab Doyoung dengan suara yang pelan namun masih bisa didengar oleh telinga gue.

Mulai lagi si kelinci

"Ulangi lagi"

"Gue pamit. Iya, hati-hati di jalan"

Apa sih? Si Doi ngeles bereww..

"Iya."

🐰🐰🐰

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now