35 Il arrive

6 1 0
                                    

"Hai"

"Deta kan?" Tanya gue

"Iya, ini gue. The cutest Deta." Jawab Deta sambil berlagak imut. "Hahahaha. Jangan diinget lagi yang dulu. Eh, lo apa kabar Ti? Udah lama lho.. nggak nyangka ketemu lagi."

Gue mengernyit."I'm fine. Lo mau ketemuan?"

"Enggak. Gue kerja. Di resto sea food 24 jam. Tuh." Jawabnya sambil menunjuk restoran sea food diseberang jalan yang beneran buka 24 jam, sesuai yang tertulis di lampu LED diatas atap resto.

Eh kok gue nggak ngeh ya kalau ada tulisan 24 jam?

"Shift-shift an kerjanya?"

Deta mengangguk, "Gue masuk jam sepuluh malem hari ini. Lo pasti bingung kan kenapa dari jam enam atau tujuh keatas nggak ada tulisan 24 jam? Fyi, restonya istirahat dari jam sembilan sampe jam setengah sepuluh malem. Barulah jam dua puluh satu kurang lima puluh lima menit dinyalain tuh LED nya. Jadi, bukanya dari jam tiga sore sampe jam delapan malem, terus jeda bentar. Lanjut jam sepuluh malem sampe jam sembilan pagi. Eh, gue banyak ngomong ya? Kebiasaan." Jelas Deta panjang kali tinggi, lalu sorot matanya beralih ke Jaehyun yang sedari tadi melihat kendaraan lalu lalang.

"Oh, dia temen gue. Temen SMA. Eh Ta, lo mau beli kopi kan? Mumpung sepi tuh, entar lo telat terus ditegur manager lo. Gue sama temen gue pamit ya? Udah malem soalnya. Bye Ta.. Eh iya, hai juga, lupa nggak jawab sapaan lo tadi."

"Yuk Jae.." Bisik gue pada Jaehyun yang menatap gue dan Deta bergantian dengan raut kebingungan seraya mendorong lengan kanannya. 

"Eh-- iya iya. Hati-hati." 

"Huft" Gue menghembuskan nafas seraya menyalakan AC mobil Jaehyun. 

"Kenapa juga lo pake tarik-tarik gue? Kan malah gue sengaja lawan tarikan lo." Kata Jaehyun sambil mengarahkan blower AC tepat ke gue.

"Ada alasannya. Jae, ngebut bisa?"

"Bahaya babe."

"Takut mami gue bertranformasi"

"Jadi apa? Mama Zilla?"

"Semacam itu."

"Nggak macet kok kalau udah jam segini plus lo nggak bakal pulang diatas jam dua belas malam karena gue tahu " Putus Jaehyun sambil memberikan uang sepuluh ribu rupiah ke bapak parkir. 

"Tahu apa?"

"Lo nggak akan jadi Cinderella lagi kalau udah jam dua belas lewat. Takut aib lo terbongkar kan? Gue terima apa adanya kok tanpa perantara."

"Hishhh. Terserah lo aja lah, yang penting gue selamat dari Bu Sari."

Jaehyun tertawa sebagai respon. Sepanjang perjalanan, gue maupun Jaehyun mengobrol random mulai dari kenapa Papa Zola bucin Mama Zilla, penasaran gimana suara asli Iwan temennya Boboiboy, gimana cara nemuin elemen barunya Boboiboy, bahas apa aja surfaktan detergent, bahas jam berapa Peter Henlein menemukan jam pertama kali, dan seterusnya. Serandom itu. 

"Eh, Jae?"

"Hmm"

"Lo denger nggak waktu temen SMP gue, temen sekelas Doyoung sih.. pas bilang 'Nggak nyangka ketemu lagi', merinding gue dengernya. Kayak apa ya, haduhh.. tiba-tiba aja goosebumps. Aneh kan?"

"Jangan berprasangka buruk dulu kalau dia diem-diem nguntit lo. Seburuk-buruknya sifat dia di masa lalu, bisa perbaiki diri kalau individunya mau berusaha berubah. Mungkin aja dia nggak sengaja lihat lo dimana gitu, niatnya mau tegur sapa tapi Tuhan tidak mengizinkan." 

"Kejauhan ya gue mikirnya sampe kesitu? Suka gue kalau uri Jaehyun jadi bijak gini."

"Ti.. gue ulang lagi lho my confession waktu itu."

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now