Reizen IX : part 5 (last part)

1.4K 77 4
                                    

Para pelayan segera membuka pintu ruang makan begitu melihat Kítrino datang. Aku mengikuti Kítrino memasuki ruang makan. Meja makan masih sama panjang seperti kulihat terakhir kali saat makan malam bersama Kítrino dan Lacie minggu lalu. Yang berbeda adalah meja panjang yang biasa terlihat terlalu panjang untuk diduduki oleh 3 orang, sekarang terisi penuh. Seluruh orang yang duduk di meja makan sekarang menatap kami berdua. Lebih tepatnya mereka menatapku.

Mereka semua bersamaan berdiri. Tapi, selain berdiri, diantara mereka masih ada yang menatapku. Ada yang dengan pandangan acuh tak acuh, ada yang menatapku dengan wajah penasaran. Tapi, kebanyakan dari mereka menatapku dengan wajah tak berekspresi. Aku bertemu mata dengan Zurgré. Seperti yang diberitahu Kítrino, Zurgré juga berpartisipasi dalam duel ini sebagai wakil keluarganya, keluarga Oswald. Aku tidak lama berpandangan dengannya karena dia langsung mengalihkan pandangannya.

" Vanir, kau duduk diantara Lacie dan paman Elroy." Bisik Kítrino terlewat pelan. Sepertinya dia sudah menebaknya kalau aku bisa mendengarkan suara sekecil itu. Aku mengikutinya mengikuti pangkal meja makan. Saat aku tiba dimana aku harus duduk, aku berhenti. Menunggu Kítrino sampai tiba ditempatnya.

" Maaf aku membuat kalian semua menunggu. Mari kita mulai makan pagi kali ini." Kítrino mempersilahkan semua untuk duduk. Semuanya, termasuk aku, duduk secara bersamaan.

Aku mengedarkan pandanganku keseluruh tamu yang duduk di meja makan tanpa gerakan mencolok. Seluruh tamu memakai jubah yang sama dengan milik Duke Bryn dan Kítrino, yang membedakannya hanya warna dan sulaman didada mereka. Harimau putih, domba, kuda, anjing, kerbau, hiu dan yang terakhir adalah naga. Makan pagi kali ini dihadiri ketujuh kepala keluarga penguasa kerajaan Astéreia bersama perwakilan mereka untuk Duel of Destiny. Aku sudah dikirimkan beberapa buku yang menjelaskan ketujuh keluarga pemimpin kerajaan Astéreia ini. Aku bisa membedakan para Duke dari warna dan lambang yang tersulam di dada mereka.

Pria berambut perak panjang yang dikepang rapi dengan mata hijau emerald yang duduk bersebrangan dengan Lacie dan mengenakan jubah hitam dengan sulaman harimau putih adalah Duke Oswald dari barat. Pria berambut pirang pendek dengan mata hijau giok berjubah biru dengan sulaman domba putih di dadanya adalah Duke Sherwn dari barat juga. Disampingnya, pria berwajah keras dengan rambut coklat tanah dan menggunakan jubah coklat muda dengan sulaman anjing hitam didadanya Duke Clein dari sentral. Hm? Bangku disebelah Duke Clein kosong. Bangku di sebelah Duke Sherwn juga kosong. Bukankah harusnya semua kepala keluarga dan perwakilannya harus datang pada jamuan makan pagi ini? Ah, sudahlah. Itu bukan urusanku.

Diseberang Duke Clein, duduk pria berambut hitam legam dengan mata kuning seperti kucing yang menggunakan jubah berwarna hijau dengan sulaman kerbau hitam didadanya adalah Duke Asker dari sentral. Disebelahnya duduk pria muda seumuran Duke Bryn dengan rambut pirang kecoklatan sepertiku yang mengenakan jubah berwarna abu - abu dengan lambang hiu putih di dadanya adalah Duke Melvin dari utara. Diantara perwakilan Duke Melvin dan aku, duduk Duke Bryn, paman Lacie. Dia pria muda dengan rambut dan wajah ramah yang sama dengan Lacie.

Duke Bryn terlihat sangat mirip dengan Lacie. Hanya matanya yang membedakan mereka berdua. Menurutku mereka lebih terlihat seperti saudara dengan kemiripan mereka - rambut dan bentuk wajah - dari pada Kítrino dengan Lacie. Warna rambut mereka sangat berlawanan. Sifat dan gestur tubuh mereka juga. Yang membuat mereka terlihat kakak adik hanya mata ungu Amesthys khas keluarga kerajaan, keluarga Speranz. Tidak tahu kenapa seluruh keturunan keluarga Speranz selalu bermata ungu Amesthys. Dan penerus keluarga selalu berambut pirang platinum. Semua itu tidak pernah dijelaskan. Seberapa banyak pun buku yang kubaca, tidak akan ada yang menjelaskan hal itu.

Makanan sudah dihidangkan. Semuanya makan dengan tenang. Tenang tidak menggambarkan suasana sesungguhnya. Mungkin lebih tepatnya adalah suram. Tidak ada yang berbicara. Hanya suara dentingan garpu dan pisau yang terdengar. Aku sudah beberapa kali makan malam dengan Kítrino dan Lacie di ruangan ini. Tapi, tidak pernah sesuram ini. Masih ada pembicaraan atau senda gurau walaupun hanya sedikit. Memang aku lebih menyukai kalau aku makan sendirian, tapi aku tidak membenci suasana santai dan menggemberikan. Dan itu jauh lebih baik daripada suasana yang terlewat suram seperti ini.

Elemetal ForéaWhere stories live. Discover now