Reizen VII : part 2

1.9K 81 3
                                    

Kitrino's POV

Tertekan dan pusing adalah kondisi yang memenuhi kepalaku saat ini. Jam makan siang adalah hal paling kutunggu. Karena hanya diwaktu itu aku bisa sedikit relaks. Rapat panjang yang tak berujung dan memutar - mutar. Kalau tidak karena keluarga Clein, keluarga penguasa daerah sentral, yang mencari perkara dengan ketidaksetujuan mereka terhadapku untuk meneruskan tahta karena masalah sepele karena aku masih berumur 22 tahun dan dianggap terlalu muda untuk mengemban tugas sebagai raja.

Ditambah lagi dengan keluarga Asker dan Sherwn yang mendukung pendapat keluarga Clein. Ini semakin menguatkan pendapat mereka untuk menjatuhkanku dari tahta. Mereka lebih memilih Ernest, sepupuku yang berumur 30 dan sudah punya keturunan.

Aku tidak tahu bagaimana diplomasi ayah, yang jelas aku sangat diuntungkan olehnya. Berkat diplomasi ayah, aku mendapat dukungan dari dua keluarga lainnya , keluarga Bryn, keluarga penguasa daerah barat, dan keluarga Oswald dari timur. Sementara keluarga Melvin dia daerah utara hanya berdiam diri. Mereka tidak mau ikut campur nampaknya.

Selama perjalanan dari ruang rapat ke kamarku, kepalaku masih memikirkan apa alasan rapat semua ini dimulai. Aku tidak punya ide apa maksud dibalik mereka yang mencalonkan Ernest menjadi raja. Tapi, aku yakin kalau mereka memang merencanakan sesuatu dibalik ini. Entah apa itu. Aku harus mencari tahu tentang itu sebelum rapat ini semua selesai.

Tapi, tidak mungkin aku meminta Néir jauh - jauh dariku. Terlalu beresiko. Siapa yang bisa aku mintai tolong? Pikiranku terlalu kusut untuk bisa menemukan sebuah nama. Akhirnya aku sampai di depan kamarku. Sebuah kebahagian tersendiri bagiku akhirnya aku berada di tempat tenang.

Tidak membuang waktu, aku langsung masuk kamar dan merebahkan diriku. Rapat sparta yang dimulai dari kemarin sore hingga tengah malam dan dilanjutkan tadi pagi, sunggu membuatku lelah. Baik secara fisik maupun mental. Belum lama mataku menutup, seseorang masuk ke kamarku. Aku mencium wangi makanan. Perutku lapar, tapi tubuhku lebih menginginkan tidur. Tapi, sayangnya orang yang membawakanku makanan tidak sependapat denganku. Karena dia sudah mengguncang pelan tubuhku.

“ Kítrino. Aku tahu kamu sangat lelah. Tapi kau belum makan dari pagi. Kamu harus makan sekarang.” Suara Carnosa yang lembut membujukku untuk makan.

Aku membuka sedikit mataku walaupun sebenarnya sangat berat dan sangat tidak diinginkan. “ Taruh saja disana. Aku masih ingin tidur. Nanti akan kumakan.” Aku menutup kelopak mataku kembali lalu berguling ke arah sebaliknya.

Aku mendengarnya mengggerutu dengan suara pelan. Anehnya, dia langsung pergi setelah penolakan pertamaku. Biasanya dia akan makin bawel setelah penolakanku. Baguslah. Karena aku benar – benar ingin tidur. Tanpa menunggu lebih lama, aku pun tertidur.

***

“ muda…”

Suara Néir terdengar terlalu dekat. Aku memaksa membuka mataku lagi. “ Jam berapa sekarang Néir? Apakah aku sudah terlambat dalam rapat berikutnya?” Aku bangun dari tempat tidurku.

“ Belum Tuan muda. Rapat akan dimulai pukul 2. sekarang pukul 1.15.”

Aku yang sudah berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, berbalik menghadap Néir. “ Kau seharusnya membangunkanku 15 menit sebelum rapat dimulai Néir. Bukan 45 menit sebelumnya. Kau pasti tahu kalau aku masih dalam kondisi sangat lelah setelah perjalanan jauh bahkan sebelum rapat panjang ini dimulai.” Keluhku.

“ Maafkan aku Tuan muda. Saya tahu anda sangat lelah, tapi anda harus makan terlebih dahulu. Anda belum makan apa pun sejak kemarin siang. Stamina anda menurun kalau anda tidak makan sama sekali.”

“ Kau jadi seperti Carnosa. Kalian sama saja. Baiklah. Aku akan makan.” Aku kembali berbalik dan menuju kamar mandi untuk membasuh mukaku.

Setelah membasuh muka, aku menuruti permintaan Carnosa dan Néir untuk makan. Néir tetap di posisinya, berdiri di dekat pintu kamarku sambil menungguku menyelesaikan makananku. Perutku memang lapar, jadi aku tidak menghabiskan waktu lama untuk menghabiskan makanan yang dari dibawakan oleh Carnosa. Setelah semua peralatan makan dibereskan, aku keluar dari kamarku dan kembali menuju ruang rapat.

Elemetal ForéaWhere stories live. Discover now