Reizen X : part 2

1.4K 97 8
                                    

Zurgré tidak menggantungkan panah putihnya dipunggungnya, alih - alih hanya menggunakan pedang pendek hitamnya. Pedang pendek hitamnya kali ini tidak sama dengan yang biasa dia gunakan. Tidak ada 3 buah diamond dipangkal bilangnya. Orang pasti akan langsung tahu siapa dia sebenarnya kalau dia menggunakan pedang biasanya. Hanya tentara Éxaires yang mempunyai 3 permata dipangkal bilahnya. Mungkin itu sebabnya dia tidak menggunakan pedangnya yang biasa. Yang mencengangkan adalah kali ini dia tidak berusaha menutupi tattoo yang ada di wajahnya.

Sementara lawannya nampak seperti orang pada biasanya. Dia tidak menggunakan pedang hitam seperti orang pada umumnya, melainkan menggunakan sebuah tombak berwarna hitam dengan hiasan perunggu. Saat si tentara berkepang pergi, berarti duel telah dimulai. Keduanya hanya terdiam. Petarung itu memasang kuda - kuda dan berlari menyerangnya. Zurgré tidak terlalu menanggapinya. Dia bahkan tidak berdiri dengan benar. Apalagi menarik pedangnya. Dia hanya melompat mundur dengan gerakan lincahnya. Dia memainkan elemen udara disekitarnya walaupun tidak kentara.

Zurgré sangat meremehkan lawannya. Dia bahkan menanggapi latihan denganku lebih serius dari pada saat ini. Dia baru menarik pedangnya keluar saat duel sudah berjalan selama 5 menit. Selama 10 menit berikutnya Zurgré hanya menghindari serangan petarung itu. Sekali dari berpuluh - puluh serangan, serangan petarung itu masuk. Dia berhasil melukai pipi kanan Zurgré yang bertattoo. Setelah satu serangan masuk itu, Zurgré terdiam. Begitu juga si petarung. Dengan punggung tangan kirinya, Zurgré menyentuh lukanya. Dia memperhatikan punggung tangannya yang sekarang dilumuri darah.

" Ah, kau merusak tattooku." Gumamnya sambil mengelap darah yang turun kepipinya. " Baiklah, cukup main - mainnya." Aku cukup familier dengan suaranya untuk bisa mendengar suaranya dengan jelas ditempat seramai ini.

Tanpa peringatan, Zurgré langsung melompat ke arah petarung itu. Petarung itu kaget, tapi dia berhasil pulih dari kekagetannya dengan cepat dan menangkis serangan Zurgré. Duel menjadi lebih berwarna setelah Zurgré mulai menyerang. Tidak defensif saja. Beberapa luka besetan baru bermunculan baik ditubuh petarung itu maupun Zurgré sendiri. Walaupun duel sudah lebih berwarna, tetap saja dimataku Zurgré belum sepenuhnya serius. Masih terlihat main - mainnya. Saat asik memperhatikan teknik - teknik Zurgré, tiba - tiba kepalaku terasa ditekan dengan tekanan kuat.

Aku kehilangan fokus mataku untuk beberapa saat sampai kembali suara gemuruh teriakan ' Whoooa' yang menyita perhatianku. Dengan mata yang setengah fokus aku mengalihkan pandanganku ke arena lagi. Sebuah pemandangan yang tidak pernah kupikirkan akan terjadi pada Zurgré. Tombak petarung itu menembus lengan kiri Zurgré dan pedangnya terlempar jauh. Zurgré menarik tombak itu dari lengannya. Dengan lengan yang sudah tertusuk pun, dia mash punya tenaga untuk mematahkan tombok itu dan melemparkannya ke tepi arena.

" Bagus sekali. Kau membuat tangaku kesemutan karena sengatan listrik sialanmu itu." Umpat Zurgré.

Untuk pertama kalinya, petarung itu tersenyum walaupun itu adalah senyum kecut." Serangan bagus bukan? Tapi, sepertinya luka itu tidak terlalu berpengaruh padamu. " jawab petarung itu sambil menggesek bagian bahu kirinya.

Dia menarik sebuah tombak hitam legam dari bahu kirinya. Aku tercengang saat melihat tombak hitam yang baru ditarik petarung itu. Walaupun tidak terlalu kentara, wajah Zurgré juga menampakkan keterkejutkan. Aku yakin Kítrino pasti merasakan hal yang sama saat melihat tombak itu. Karena tombak hitam itu berdetail sama dengan Corona milik Kítrino. Hanya saja tombak itu terlihat lebih sederhana dibanding milik Kítrino dan batu permata yang terpasang adalah Amesthys.

" Takdir memang aneh bukan? Aku bertemu secara tidak sengaja dengan orang - orang sepertimu." Zurgré mendengus. Aku setuju dengannya untuk hal itu. Takdir memang aneh. Karena seiring berjalannya waktu, aku bertemu dengan para Elemetal foréa dan ketujuh pelindungnya. Dari Gin sampai petarung ini.

Elemetal ForéaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant