Reizen V : part 3 (last part)

2.1K 90 11
                                    

YAY!

Akhirnya cerita ini nembus 100 votes :") *terharu*

Terima kasih buat semua dukungannya! Semoga ceritanya tidak membosankan ~ Yah, kalau buat author sih ga, abisnya akhirnya abis ini muncul karakter cewek ~ Ahahaha! :3

BTW, ini keajaiban author ngeupload 3 part dalam seminggu loh!

Okay, Author kebanyakan ngomong,eh nulis deng, jadi langsung baca aja!

Vomment plisss ~

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pohon demi pohon terus berganti. Semakin lama pohon - pohon itu makin meninggi dan lebat. Hingga kami tidak sadar sudah di depan gerbang kota pada tengah malam. Beruntung ada Téchoun dan Zurgré ada bersama kami. Tidak perlu mengurusi hal - hal kecil untuk mendapatkan surat izin masuk. Mereka hanya menunjukkan sebuah jam berwarna emas dengan ukiran angka I di penutup jamnya dan tanpa banyak tanya para penjaga gerbang segera membukakan gerbang.

Struktur kota ini sangatlah mirip dengan kota Vânt. Dengan sebuah alun - alun menjadi pusat kota. Zurgré membawa kami ke sebuah penginapan yang dikhususkan untuk para tentara yang sedang dalam perjalanan. Penginapan itu terletak di utara alun - alun. Setelah menambatkan kuda - kuda di depan penginapan, kami masuk ke penginapan berlantai 2 itu.

Penginapan bernuansa serba biru itu dijaga oleh satu bapak - bapak dengan rambut hitam klimis dan tuxedo hitam yang sudah butut. Kembali Zurgré dan Téchoun mengeluarkan jam emasnya. Tanpa berkata apapun si bapak berambut klimis itu mengambil ke dua jam emas itu dan menaruhnya di sebuah kotak. Kotak itu ditutup. Lalu berbunyi beep 2 kali dan si bapak itu mengambil kembali dua jam itu beserta dua kunci. Kunci - kunci itu dipasingi kayu bernomor 1 Lalu disenyerahkan pada Zurgré dan Téchoun. Téchoun menatap kedua kunci ditangannya.

" Sir, tidak bisakah kami mendapatkan satu kamar lagi? Kebetulan kami membawa tamu penting."

" Uh, ma-maaf tuan. Kotak ini hanya mau mengeluarkan kunci perak kalau dimasukkan jam emas itu. Kalau untuk peletakkan di tingkat mana itu bisa diatur asal kunci sudah keluar. " Bapak - bapak klimis itu menjelaskan dengan terbata - bata karena dipandang tajam oleh Zurgré.

" Tapi, kami tetap mendapatkan kamar untuk tentara tingkat I kan, walaupun aku memberikanmu jam emas tingkat 3? " Tanya Zurgré.

" Te-tentu saja Tuan. Saya sebisa mungkin tidak akan menyulitkan tentara Exaíres seperti anda. "

Zurgré berbalik dan menatap Gin. " Kemarikan jam-mu." Zurgré meminta pada Gin.

" Nih!" Gin melemparkan jam emas berukiran angka III tepat ke tangan Zurgré.

Si bapak klimis itu segera memasukkan jam Gin ke kotak aneh itu dan menunggu sebuah kunci perak keluar. Setelah kunci perak keluar, dia segera memasangkan papan kayu berukiran angka 1 itu dan memberikannya pada Zurgré. Setelah menerima kunci yang ke 3, Zurgré segera pergi ke lantai 2. Di lantai 2 ada sebuah kotak lagi. Tertulis disitu ' Masukkan kunci perak kekotak ini' Zurgré langsung menaruhnya. Entah bagaimana mekanismenya, kunci - kunci perak itu berubah menjadi kunci kayu berukiran nomor ruangan.

" Bagaimana itu...." Tanyaku penasaran.

" Kotak itu dibuat oleh para Sorcerer untuk menjaga agar hanya tentara yang bisa menggunakan fasilitas ini. Jam itupun dibuat oleh para sorcerer. Kotak itu sedemikian rupa dimantrai agar hanya bisa mengeluarkan kunci perak kalau ada jam emas. Dan kotak yang ada didepan kita memberikan kunci kamar berdasarkan kayu yang terpasang dikunci perak." jelas Kítrino.

Kami sudah didepan pintu bernomor 205. Téchoun membagi kita menjadi 3 kelompok. Kítrino di kamar 205 diapit oleh kamar 204 yang ditempati Téchoun dan Gin dan kamar 206 yang ditempati Zurgré dan diriku. Tanpa mengucapkan apa - apa Zurgré langsung masuk ke kamar.

Elemetal ForéaWhere stories live. Discover now