Reizen X : Part 4

1.5K 81 10
                                    

Surprise! Akhirnya punya waktu buat online di lappy sambil daftar snmptn... hehehe

Makasih udah sabar sama authornya yang lagi sibuk ini >.< *bow*

Ditunggu loh Vommentnya ~!

Oke deh, feel free to read! =)

========================================================================

Saat aku memasuki balkon utama, perwakilan bertudung dan Zurgré masih bergeming ditempat masing - masing. Padahal tentara berkepang banyak sudah meninggalkan arena. Aku berjalan menuju tempat dudukku yang berada dipaling bawah dari balkon utama. Perjalanan singkatku diikuti tatapan - tatapan penasaran. Ah, selama menjadi peserta Duel of Destiny ini nampaknya aku akan terus menjadi pusat perhatian. Bahkan Lacie juga ikut menatapku sampai akhirnya aku duduk disebelahnya.

" Kenapa kau menatapku seperti yang lain menatapku? Ada yang salah dengan wajahku?" Tanyaku pelan setelah duduk disampingnya.

" Tidak. Kukira kau akan beristirahat dan tidak akan kembali." Gumamnya pelan sambil memalingkan wajahnya.

" Dan meninggalkan pertandingan Zurgré? Jangan harap." Jawabku pelan.

Kalau memikirkan apa yang dikatakan Téchoun tentang diriku dan Lacie, aku tahu itu benar. Aku tidak menyadari kalau selama ini kami memang sedekat seperti yang dikatakan Téchoun. Benarkah itu? Urg. Aku membuang jauh - jauh pikiran itu. Kenapa juga aku harus memikirkan isu - isu tidak jelas itu? Merepotkan saja. Terserah mereka mau memikirkan apa tentangku dan Lacie. Bukan urusanku.

Aku memusatkan perhatianku ke arena. Sampai saat ini mereka berdua yang berada di arena masih belum beranjak dari tempat mereka berdiri. Aku menajamkan pendengaranku. Siapa tahu ada percakapan diantara mereka seperti Zurgré dan pelindung petir itu. Tapi, tidak terdengar apapun dari mereka berdua. Lima menit berlalu dan masih tidak ada yang terjadi. Akhirnya perwakilan bertudung itu membuka mulutnya.

" Hei, pemuda berambut perak. Apakah busur putih yang kau pakai pada duel sebelumnya adalah milikmu?" Tanya si perwakilan bertudung itu dengan suara lirih dan dinginnya. Pertanyaan aneh. Apakah perwakilan itu tahu tentang Elemetal foréa dan pelindungnya?

" Ya." Jawab Zurgré singkat.

" Sudah berapa lama kau memilikinya? 10 tahun?" Nah. Pertanyaan si perwakilan bertudung itu makin aneh.

Zurgré pasti juga merasakan keanehan dalam pertanyaan si perwakilan bertudung itu. Dia mengerutkan keningnya. Tapi, dia tetap menjawab pertanyaannya. " Aku memilikinya sebelum aku benar - benar mengerti apa arti busur itu sendiri. Apa masalahmu dengan busurku?"

" Kalau begitu, apakah kau ingat kejadian 13 tahun yang lalu?"

" Tidak. Ingatanku bermasalah hanya pada tahun itu." Jawabnya cepat.

Aku bisa melihat sebuah senyum sinis tersungGing diwajah pucat si perwakilan bertudung itu. Tanpa peringatan, tiba - tiba dia sudah menarik kedua pedang lengkung aneh berwarna seperti es dari sabuknya dan segera menerjang Zurgré. Zurgré dengan cepat menarik pedangnya dan menangkis serangan si perwakilan bertudung. Adu pedang terjadi. Serangan - serangan bagus silih berganti masuk. Luka - luka sayatan kecil mulai bermunculan di tubuh mereka berdua. Mereka berdua saling menghindar dan memasukkan serangan.

Aku sudah tahu bagaimana cara bertarung Zurgré. Tapi, perwakilan bertudung itu... gaya bertarungnya mirip dengan gaya bertarungku yang dulu. Gaya bertarungku sebelum diubah sedikit oleh Zurgré dan Néir. Kukira gaya bertarungku yang dulu, jarang sekali digunakan oleh orang kebanyakan. Atau gaya bertarung kami sama karena sama - sama memakai dual blade? Entahlah. Aku tidak pernah bertemu pengguna dual blade lain selain dirinya. Kebanyakan para tentara yang kulihat hanya terpusat menggunakan satu pedang, busur atau tombak. Tidak pernah sekalipun aku bertemu pengguna dual blade. Baik di desa Osilon atau di kota ini.

Elemetal ForéaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang