Kelahiran

166 12 0
                                    

- BASWARA POV -

Selamat ulang tahun adikku, Baswara Linggar Haziq. Selamat belajar, setiap hari dalam hidupmu kau harus selalu 'belajar'.

-Kakakmu, Kinara Aiza Syaftahura-

Hari Sabtu, awal bulan. Tanggal 2 Agustus 2019 Pukul 07.36 pagi. Tadi ayam tetangga baru aja berkokok. Aku baru terbangun, tapi rasa-rasanya matahari sudah ada di atas cakrawala. Hari ini terang, hari ini ulang tahunku. Sudah 20 tahun rupanya aku belajar dan hidup di dunia. Di atas meja belajar ada surat dari Kak Kinan yang baru saja aku baca. Sambil tersenyum aku melipat kembali kertas itu dan memutar sepiring nasi goreng, ada telur mata sapi ditambah kerupuk udang. Kesukaanku banget.

'Hadiah pertama dari Kak Kinan,' begitu katanya dalam tambahan kata-kata di dalam surat pemberiannya.

Sebelum melahapnya aku tentu berdoa, bersyukur pula masih diberi nafas sama yang Maha Kuasa. Sungguh baik hati, mengijinkan aku menyantap nasi goreng super lezat buatan Kak Kinan pagi ini. Tidak perlu lama-lama, 15 menit cukup. Isi piring sudah kosong, perutku sudah kenyang.

Secara naluriah, aku berjalan meninggalkan ruang kamarku dengan piring kotor dan gelas kosong bekas susu full cream. Ya.. Kak Kinan juga yang membuatkannya.

Sambil mencuci piring sisa santapanku, aku mengedarkan pandangan di sekeliling dapur, dan segera menyambar handuk putih yang tergantung di atas rak jemuran dekat pintu toilet. Sedikit mengelap tanganku yang basah dengan asal, lalu kemudian menenggelamkan tubuhku di dalam kamar mandi. Melakukan ritual membersihkan diri, hari ini harus lebih wangi dan rapi. Hari ulang tahun, apresiasi untuk diri sendiri di hari spesial. Kak Kinan selalu berpesan seperti itu.

Mandiku juga tidak membutuhkan waktu yang lama, setelah selesai aku kembali menuju kamar. Membereskan kekacauan diatas ranjangku, hasil mimpiku semalam hingga selimut dan bantalku terletak tidak karuan. Mimpi apa? entah, aku pun lupa.

DDRTT.. DRTT..

Aku teralihkan, kala ponselku berdering di atas meja nakas, aku melihat layarnya yang menyala dengan nama kontak "Deri XL 2" terpampang di layar. Segera aku menggeser tombol hijau dan mengaktifkan mode loudspeaker, sembari melanjutkan aktivitasku yg tengah melipat selimut tidur.

"Cuukkk... pibesdey cukkkk."

Aku sedikit mengernyit mendengar Deri diujung sana berujar.

"Hooh.." hanya itu responku guna menjawab sapaannya yang cukup random.

"Hooh doang lu, makasih kek. Otw jam berapa cukk? nebeng lah aku. Vespa dipake si abang ke Mampang."

"Iya makasih loh aku," ucapku agak singkat lalu menaruh selimut dan terlihat kasurku sudah kembali rapih. Lalu menyambar ponselku, mematikan mode loudspeaker dan menempelkan benda pipih itu di sisi kupingku. "Boleh aja, bawa helm ya."

"Kalem, 10 menit lagi nyampe cukkk."

TUTTT

Telepon terputus begitu saja. Aku tertawa karena tingkah sahabatku pagi ini, selalu begitu. Deri si heboh. Dalam pertemanan kami, dia mendapat julukan random bright. Memang kadang tidak jelas, tapi kalau Deri gak ada, rasanya tongkrongan hampa.

Aku berjalan mengambil ransel, sepatu converse yang mulai pudar sudah terikat rapi, kemudian aku sedikit mematut diriku di depan cermin, membenarkan letak rambutku dengan pomade dan menyisirnya sesaat. Sambil melirik jam di tanganku yang menunjukan pukul 11 siang, aku berlalu mengunci pintu kamar, berjalan sembari mengancingkan kemeja flanelku.

Elegi BaswaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang