Salah Sasaran

28 7 0
                                    

Siang yang damai, keadaan lobby apartemen kelas atas di pusat kota Jakarta ini nampak normal. Para pekerja terlihat mengurus kepentingan mereka masing-masing. Beberapa penghuni apartemen berlalu lalang, dan seorang wanita berpenampilan mewah berjalan anggun menuju meja Receptionist.

"Selamat pagi Ibu, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau ketemu pihak Manajemen kamu sekarang. Manajer, Supervisor, atau siapapun." Jawabnya sedikit angkuh.

"Maaf Ibu, apakah sudah buat janji?"

Wanita itu tidak menjawab, dia mengeluarkan kartu namanya dan menaruhnya di atas meja. Receptionist yang bertugas lantas menarik gagang telepon dan memencet berapa nomor setelah membaca kartu nama yang disodorkan padanya.

"Siang Pak, ada yang mau ketemu. Dari perusahaan properti PT. Alam Satin Pak."

Wanita bergaya mewah itu sibuk dengan ponselnya sementara sang Receptionist mengoceh di telepon.

"Ibu, silahkan kami antar ke kantor Manager kami,"

"Nah gitu dong."

Receptionist tadi mengantar sang wanita menuju kantor Management, di mana Manajer apartemen sudah menunggu di ruang kerjanya.

Setelah mendapatkan ruang privasi dengan sang Manajer, wanita tadi duduk tanpa diminta. Satu kakinya bertumpu pada kaki lainnya, menampilkan kulitnya yang masih terlihat kencang untuk wanita seusianya.

"Bu, saya kaget kok tiba-tiba dateng, padahal tender untuk properti belum di mulai kuartal ini," ujar sang Manajer dengan sopan.

"Saya pikir anda tahu, saya datang bukan untuk bisnis properti kali ini. Tapi untuk ini," Wanita itu melempar selembar foto ke atas meja, menampilkan potret lelaki paruh baya yang sepertinya seumuran dengannya. Tubuhnya tinggi tegap dan berisi dengan perawakan ala timur tengah.

"Surya Hartanto, suami saya. Saya tahu dia di sini, saya tahu dia bersama simpanannya. Di mana unitnya?"

DEG

Tanpa basa-basi wanita itu menuju poin pembicaraan, sang Manajer terdiam sesaat sambil menelan ludah.

"Bu, saya rasa semua tahu, kode etik dalam dunia kami tidak bisa membocorkan data tamu secara sembarangan."

BRAK

Wanita itu melempar setumpuk uang dalam amplop coklat.

"Anggap hadiah buatmu, tapi beritahu dia dan simpanannya."

"Saya harus meminta persetujuan Pak Surya lebih dulu se..-"

"Oke baik.. kalau begitu, apa mungkin bagus jika kasus-kasus ini muncul ke permukaan. Media pasti menyukai berita seperti ini." Sang wanita menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil membuka map yang berisi lembar-lembaran dokumen. Dia mengibaskan satu persatu, membuat Manajer apartemen keringat dingin.

"Aktivitas ilegal perkumpulan wanita di bawah umur tahun 2018, aktivitas jual beli ganja terselubung dan transit pada Oktober 2015, kemudian ada penggelapan dana pembangunan dan maintenance service building yang masuk ke saku petinggi, lalu kasus pekerja yang mendapat perlakuan tidak meny..-"

"Bu, saya mohon jangan bocorkan. Baik saya beritahu di mana unit suami Ibu."

Senyum kemenangan terukir di bibir sang wanita, kemudian dia mengikuti langkah Manajer apartemen menuju office room lainnya untuk meminta satu pekerja administrasi melacak data atas nama Surya Hartanto.

"Lantai enam nomor un..-," ucap pegawai administrasi tersebut.

"Saya butuh key card, saya butuh akses duplikat." Wanita itu tidak sabar rupanya.

Elegi BaswaraМесто, где живут истории. Откройте их для себя