Surat Untuk Baswara

50 8 4
                                    

- Siapapun boleh sakit, asal jangan Ibu.
Siapapun boleh pergi, asal jangan Ibu.
Nanti duniaku runtuh -



~••~



"Pemirsa, kegemparan terjadi di Unit Apartemen Taman Bougenville, Jakarta Barat. Tepatnya pada hari Kamis, 14 November 2019 sekitar pukul 11 siang. Seorang wanita berinisial L, diperkirakan berumur 40 tahun menjadi korban tusuk salah sasaran.

Kejadian bermula ketika pelaku, yang diketahui adalah istri seorang pengusaha properti ternama menerobos masuk dengan kartu akses cadangan yang diberikan pihak unit apartemen. Petugas apartemen yang merasa gugup karena intimidasi pelaku, salah memberikan nomor kamar unit. Dimana seharusnya unit suami pelaku yang diduga melakukan perselingkuhan itu berada di unit nomor 216, dan malangnya unit korban berada di nomor 219.

Saat olah TKP, polisi menemukan barang bukti sebilah pisau yang digunakan pelaku untuk menusuk korban. Diketahui pada saat kejadian, putra korban yang masih remaja berinisial BLH tengah mengunjungi apartemen Ibunya.

Dari hasil penyelidikan, diketahui korban melindungi sang anak yang sebenarnya menjadi target sasaran penusukan pelaku. Saat ini, kasus tersebut masih ditangani pihak polres kota dan masih dalam tahap penyelidikan.

Beberapa barang bukti dan pelaku sudah diamankan, termasuk suami pelaku, pihak manajemen apartemen dan perempuan yang diduga selingkuhan suami pelaku..-"

BIPP

Layar televisi berukuran 60 inch itu berubah menjadi gelap. Sang pemilik nampaknya gelisah dengan berita yang baru saja dia dengar. Dengan gugup dia mengeratkan ikatan tali kimononya setelah mematikan saluran dan beranjak menuju kamar.

Wanita berperawakan tinggi itu menaiki anak tangga, kemudian menyentuh daun pintu setelah sampai di lantai dua rumahnya. Dia melihat sang suami yang tengah berkutat di depan laptop, tampaknya sedang mengerjakan beberapa kepentingan.

"Hai Mel, kok balik ke kamar sayang? katanya tadi mau nonton drama korea?"

"Mas, kayaknya aku mau ke Jakarta," ucap sang wanita itu tanpa basa-basi dan membuat tanya pada raut wajah suaminya.



***



-BASWARA POV-

Ini hari ketujuh setelah kepergian Mama. Sampai saat ini wartawan masih rajin berdatangan, dua hari lalu juga aku memenuhi panggilan polisi sebagai saksi. Aku berangkat bersama Hendri dan ditemani Kak Kinan juga Mas Jaaiz.

Rasanya seperti mimpi, dulu aku begitu tidak menginginkan kehadiran Mama, melihat wajahnya saja aku bisa marah, disentuhnya saja aku merasa jijik. Tapi sekarang, setelah Mama pergi aku justru ingin Mama bangkit kembali. Tapi mustahil bukan?

Dengan begini aku akan merindukan Mama seumur hidup, tidak bisa lagi melihat raganya.

Seperti hari-hari sebelumnya, rumah ramai. Apalagi ini persiapan tujuh hari kepergian Mama dan pengajian malam akan digelar dalam waktu beberapa jam lagi.

Selama proses penyelidikan aku enggan diwawancara media, bahkan aku merasa mendapatkan serangan panik. Tapi Mas Jaaiz dan Kak Kinan menjagaku dengan baik, jangan lupakan juga sahabat-sahabatku yang selalu berkunjung setiap hari, rela menghibur atau hanya sekedar menemani kesepianku.

Luka di kakiku sudah membaik, tapi tumbuh lagi satu luka di sini yang nampaknya akan terus bersarang. Ya, di sini, di hati. Luka akibat kepergian Mama karena menyelamatkanku.

Elegi BaswaraWhere stories live. Discover now