Husband ✓

[1] Husbund

Happy reading

Apa sea boleh menyesal untuk satu hal?

Andai boleh sea akan menyesal karena udah menerima lamaran jefran satu bulan yang lalu.

Dari awal menikah saja sea udah sangat menyesali keputusannya.

Andai aja waktu itu dirinya tidak dituntut untuk segera menikah oleh kanjeng ratu, alias mama Tifany.

Andai saja waktu itu sea gak sembronoh memutuskan pacarnya, hanya karena masalah sepele.

Andai saja sea waktu itu menerima perjodohan dari mama Tifany dengan tetanggannya.

Andai-andai, terus saja selama sebulan ini sea ber andai-andai.

Dan satu lagi, andai saja sea waktu itu gak mengucapkan kata itu.

"Mas mau gak nikah sama saya" Ucap sea kepada pria dewasa yang berada dihadapannya.

Gak ada jawaban, pria itu hanya menatapnya, dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.

"Aww!" Pekik sea saat merasakan ada yang menyubit pinggannya.

"Lo gila, ngajak nikah sama orang gak dikenal" Bisik bianca tepat ditelinga sea.

"Dari pada gue dijodohin sama duda itu?" Jawab sea dengan suara berbisik.

Saat sea dan bianca tengah berbisik-bisik mereka tidak menyadari bahwa si pria dewasa telah berlalu pergi.

"Gimana ma-"

Sea mengerjap-ngerjapkan matanya saat didepannya tidak ada seorang pun yang berdiri.

"Tuh kan masnya pergi, lo sih!" Sea memukul bahu bianca, melampiaskan kekesalannya.

"Dih ko gue? Dia pergi karena nganggap lo gila, ngajak nikah ditengah jalan!" Seru bianca sedikit ngegas.

Dan apa yang terjadi setelah kejadian itu. Seminggu kemudian sea mendapatkan fakta mengejutkan.

Si mas-mas yang sea ajak nikah waktu itu ditengah jalan, Tiba-tiba datang kerumahnya.

"Bi itu si mas yang waktu itu, ko kesini?" Tanya sea pada bianca yang berada disebelahnya.

Bianca hanya menggeleng, dirinya tak kalah shock dari sea.

Dan hal mengejutkan lagi

"Kedatangan saya kesini, ingin melamar putri anda"

Brakkk

"ADUH TANTE, SEA PINGSAN!"

.

"Ini mas minumnya" Sea meletakkan gelas berisi kopi dimeja yang berada di hadapan sang suami.