33. Kak Haruto

103 12 0
                                    

Hari ini hari pertama masuk setelah libur. Ga libur sih, lebih tepatnya belajar di rumah. Lebih seru belajar langsung di sekolah dari pada online.

"Aurora, ada yang jemput tuh di depan," kata ibu di depan pintu kamarku.

"Hah?" aku kaget plus bingung. Siapa yang mau jemput aku?

"Cepetan, dia nunggu. Cowok loh. Kayaknya pernah ke sini deh. Ganteng, Ra," goda ibu.

"Kak Ruto?"

"Nah itu lah mungkin. Ya udah sana cepet, udah ditungguin."

"Hah."

"Hah, hoh, hah, hoh. Sana cepet, jangan lemot kamu!"

"Ah iya, bu. Ishh!"

Aku langsung lari keluar. Dan benar, di sana ada Kak Ruto yang lagi duduk di atas motornya.

"Kak Ruto?" panggilku.

"Eh Aurora? Ayo berangkat," ajaknya.

Aku diem.

"Hei, ayo naik, nanti telat," Kak Ruto masih ngajak aku untuk naik ke motornya.

Aku masih diem di teras sambil melukin tas.

"Ck," Kak Ruto turun dari motor dan nyamperin aku. "Aurora, pakai sepatu lo. Oh iya gue lupa, lo udah sarapan kan?"

"Hah? Eh? Oh iya u-udah."

"Kalo gitu ya udah kita berangkat."

"Bentar, aku pamit dulu. Pegangin tas aku, kak," aku segera lari ke dalam rumah.

Kak Ruto reflek ngambil tas aku yang tadi aku lempar. "Hati-hati, Ra."

"Bu, yah, aku pergi dulu, ya," aku pamit ke ayah sama ibu aku.

"Iya," jawab ibu.

"Pergi sama siapa tuh?" goda ayah.

"Cowok ganteng, yah," yang jawab ibu.

"Waww, sana berangkat. Hati-hati sayang," ucap ayah.

"Dadaaaah."

"Sudah pamitnya?" tanya Kak Ruto pas aku udah nyampe teras.

"Udah," sahutku dan ngambil tas aku dari tangan Kak Ruto.

"Ayo, lo pake helm," ujar Kak Ruto pas udah di motor.

"Iya, udah."

"Bisa gak naiknya?"

"Bi-saa, nah udah," motor Kak Ruto emang agak tinggi. Jadi susah dinaikin, apa lagi sekarang aku pake rok.

"Sudah siap?"

"Udah."

"Oke, kita berangkat," Kak Ruto ngegasin motornya terus motornya jalan.

"Kak, kok jemput aku?" tanyaku pas lagi di jalan.

"Hah? Kencengin dikit suara lo," kata Kak Ruto pake suara yang agak dikerasin.

"Kok bisa jemput akuuu?" aku ngulangin pertanyaan aku pake suara yang lebih besar.

"Terserah gue dong. Ga boleh ya? Ya udah gue turunin lo di sini," jawabnya.

"Hah? Kak Ruto mau nurunin aku?"

"Hahaha, engga bercanda aja."

"Hah, ga kedengeran!!"

"Belum angkat jemuran?!"

"Siapa yang jamuran?! Apa sih?!"

"Udah lah, diem aja dulu."

Sepupu - AteezWo Geschichten leben. Entdecke jetzt