4. Guru Bang Mingi

380 48 7
                                    

Kita semua lagi sembunyi dari Bang Seonghwa. Aku sama Bang San dan Bang Wooyoung lagi sembunyi di gudang.

Kita bertiga lagi cekikikan di dalam gudang. Kalau dipikir-pikir serem juga, ketawa di gudang gelap yang banyak kotak-kotak besar.

"Eh Bang San, Bang Wooyoung, kita keluar, yuk. Pengap." ujarku sambil ngibas tangan, kayak lagi pake kipas.

"Okey, ayo!" Bang San jalan duluan.

Bang San coba buka pintunya, tapi gak bisa. Berkali-kali dicoba tetep gak bisa. Waktu Bang Wooyoung juga gak bisa. Bang San dan Bang Wooyoung coba buka pintunya bareng-bareng. Tapi hasilnya tetap gak bisa. Kita bertiga terkunci di dalam gudang.

Bang San dan Bang Wooyoung berkali-kali dobrak pintunya. Aku dari tadi udah nangis.

"Tenang ya, Ra. Ada aku sama Wooyoung di sini," Bang San berusaha untuk menghiburku. Kemudian dia merangkul pundakku.

"Hyung, aku akan menelepon Yunho hyung." Bang Wooyoung langsung nelepon Bang Yunho.

"HEI, WOOYOUNG KAMU DI DALAM?" Bang Yunho teriak dari luar.

"IYAA, TOLONG BUKAKAN PINTU INI!" Bang Wooyoung balas teriak.

"Nih hyung, coba pakai kunci ini," sayup-sayup kedengeran suara Bang Yeosang.

Setelah nunggu selama 3 menit, akhirnya pintu gudang kebuka.

Aku langsung lari pelukin Bang Yunho.

"Kenapa kalian bisa terkunci?" tanya Bang Yeosang.

"B-bang.. Hiks." aku nangis dipelukan Bang Yunho.

"Aurora jangan menangis lagi, ya. Sekarang kamu sudah aman," Bang Yunho mengelus rambutku.

"Kita pergi dari sini, ya." kata Bang Yunho.

Kami semua langsung pergi ke belakang rumah nenek. Kalau aku masuk ke rumah, keluargaku pasti heran liatin mata sembapku.

"Hei, kalian kemana?" tanya Bang Seonghwa khawatir.

"Aurora, kenapa kamu menangis?" Bang Hongjoong merhatiin aku. Semuanya ikut merhatiin aku.

"A-aku takut," kataku.

"Kamu tidak usah takut lagi, ya." Bang Mingi mengelus rambutku.

"Iya, sekarang kamu sudah aman," tambah Bang Yeosang.

"A-aku takut B-bang Seong-hwa marah, hiks." ucapku sambil terisak.

"Ra, kenapa aku harus marah, hm?" Bang Seonghwa memelukku.

"Karena tadi aku kabur, hiks." jawabku yang gak berani natap mata Bang Seonghwa. Aku nyembunyiin mukaku dipelukan Bang Seonghwa.

"Hei, semua orang juga kabur tadi, dan aku sama sekali gak marah, kok. Kalian memang selalu begitu," ujar Bang Seonghwa sambil tertawa.

"M-maafin aku ya, bang." kataku sambil beraniin diri tatap mata Bang Seonghwa.

"Iya, tidak masalah." sahut Bang Seonghwa sambil menghapus air mataku.

"Ayo masuk," ajak Bang San.

"Bersihkan dulu wajahmu, Ra." kata Bang Wooyoung.

"T-takut," jawabku pake suara kecil.

Semua abang-abangku ketawa.

"Kita akan tunggu," kata Bang Hongjoong sambil senyum.

Aku lari menuju kran yang ada di samping gudang. Aku mulai mencuci muka. Setelah selesai, aku balik ke tempat abang-abangku nunggu.

Sepupu - AteezWhere stories live. Discover now