Dunia Pertama 12

12.4K 1.9K 32
                                    

KALAU CRAZY UP USAHAKAN VOTE SEMUA CHAPTERNYA!!!! JANGAN CUMA DI AWAL SAMA DI AKHIR DOANG!

Walaupun ada tiga orang di dalam bus, tidak ada satupun suara yang terdengar.

Lana tidak pergi karena dia sedang menunggu Izkel pergi keluar baru dia akan keluar juga, tetapi setelah menunggu beberapa saat, Tidak ada tanda-tanda Izkel akan pergi.

Sedangkan Izkel? Dia sedang menatap Arin yang masih tertidur di tempatnya, Izkel mengerutkan alis, Apa dia bergadang tadi malam?

"Arin"

Izkel memanggil tetapi tidak ada tanggapan dari orang yang berada di sampingnya.

"Arin" dia memanggil lagi, tidak ada sahutan.

Ternyata kali ini dia memang tertidur sungguhan, Sistem sudah berteriak di pikiran Arin.

[Tuan rumah, bangunlah. Kenapa kamu masih tertidur]

[Tuan rumah....]

[Oyyyy..... Tuan rumah!]

'Berisik'

[Oh... Akhirnya tuan rumah bangun juga, Cepatlah bangun, Pahlawan sedang membangunkanmu.]

'Kenapa sepi sekali?'

[Semua orang sudah pergi ke penginapan, hanya kalian bertiga yang tersisa di bus]

'Tiga?'

"Ya, Ada tuan rumah, pahlawan dan pahlawan wanita di sini]

'Oh, Lana tidak pergi?'

[Tidak, dia sedang menunggu Izkel pergi duluan baru dia akan mengikutinya]

[Tuan rumah jangan berikan kesempatan pada pahlawan wanita]

'Tentu saja, tidak akan ada kesempatan untuknya jika aku berada di sini' Arin menyeringai di dalam hatinya.

"Arin" Izkel membangunkannya lagi dengan cara menepuk-nepuk pelan tangannya.

Arin membuka matanya dengan pelan, Dia berkedip-kedip untuk mengumpulkan nyawanya.

Penampilan ini lagi-lagi sangat imut, Izkel berbatik kecil untuk menarik perhatian Arin.

"Oh!!"

Arin yang tadi masih linglung langsung sadar sepenuhnya.

"Kak Izkel, sejak kapan berada di sini?" Arin bertanya dengan bingung.

"Dari awal, Apa kamu benar-benar sudah bangun?" Pertanyaan ini membuat pipi Arin merona karena malu.

"Sudah, Sungguh" Arin mengangguk dengan tegas walaupun dia sedang malu sekarang.

Izkel tersenyum lembut, "Ayo pergi ke penginapan, Aku akan mengantarmu"

"Oh baik" Arin dengan patuh berdiri dan mengikuti Izkel.

[Tuan rumah, pahlawan wanita masih berada di tempatnya. Dia menatap ke arahmu]

'Benarkah, kalau begitu'

"Aduh" Arin tersandung, Izkel yang mendengar itu dengan cepat menolongnya agar tidak terjatuh. tubuh mereka sangat dekat, bahkan sekarang mereka berdua sedang bertatapan. Adegan ini terjadi tepat di hadapannya Lana, Walau ada orang lain di antara mereka, tetapi mereka berdua bahkan tidak menengok atau merasakan kehadiran Lana hahaha...

"Arin!" Lana memanggil dengan tidak sabar.

"Oh!"

Karena Lana, mereka akhirnya sadar akan postur tubuh masing-masing dan akhirnya memisahkan diri dengan canggung dan malu.

Rebut pahlawan itu!Where stories live. Discover now