Dunia pertama 19

11.8K 1.6K 45
                                    


"Hei Izkel kenapa diam saja?" Bilen yang dari tadi mengobrol menyadari bahwa salah satu temannya hanya berdiam saja dari tadi.

"Oh, suka"

"???" Lion dan Bilen menatap Izkel yang tidak nyambung ini.

Mereka menggelengkan kepala lalu lanjut mengobrol berdua saja dan Izkel? Dia masih melamun.

Yang dia pikirkan saat ini adalah kelakuannya sendiri yang menjadi sedikit aneh dan tidak biasa, sebelumnya dia tidak pernah berinisiatif membantu seseorang terutama wanita. Biasanya merekalah yang meminta tolong padanya terlebih dahulu, tetapi sekarang dia berinisiatif membantu sendiri tanpa menunggu untuk diminta tolongin.

Kenapa bisa?

Dia sedikit bingung sekarang, lalu karena tidak dapat mencari jawabannya, dia mengalihkan tatapannya ke seseorang yang sedang kesulitan untuk mengambil barangnya yang jatuh ke lantai tetapi karena gaun yang dipakainya itu terlalu terbuka di bagian atas dan terlalu pendek di bagian bawah, jika dia merendahkan tubuhnya, bagian atasnya akan terlihat sedangkan jika dia membungkuk bagian bawahnya akan terlihat.

Walaupun begitu yang membuat Izkel mengernyitkan dahi bukanlah itu, jelas-jelas orang itu membutuhkan bantuan tetapi tubuh dan hatinya sekarang tidak merasakan perasaan inisiatif untuk membantu itu lagi.

Izkel menarik pandangannya dari orang itu dan melihat ke arah lain, tidak tepatnya ke arah pintu masuk taman.

???

...

"Mm... Maaf, aku ingin ke toilet" Arin berbicara ketika mereka mendekati pintu keluar. Ini pertama kalinya dia pergi ke tempat yang ramai seperti pesta ini jadi sekarang tangannya berkeringat dingin karena gugup, mereka tahu itu karena sekarang mereka sedang berpegangan.

"Ya... Cepatlah kami akan menunggumu di sini" Sasha berbicara dengan perhatian.

Arin menggelengkan kepalanya "Tidak perlu menungguku, kalian bisa pergi duluan"

Sasha dan kiki ingin menolak tetapi melihat mata Arin yang tidak ingin menyusahkan mereka.

Sasha menghela nafas, "Kalau begitu jangan lama-lama, kami pergi duluan"

Arin mengangguk, "Baik"

Melihat keduanya pergi, Arin langsung pergi ke toilet. Setelah memastikan tidak ada orang lain di toilet ini dia mengunci pintu dan menatap dirinya sendiri di cermin.

Raut wajah lembutnya menghilang, dia menyeringai licik.

Dia tidak benar-benar gugup, ini hanyalah skenario yang dibuat olehnya. Sebenarnya ini adalah hari yang akan menjadikan hubungan mereka menemui titik terang. Aku lupa memberitahu kalian hehe...

Menunggu beberapa menit Arin bertanya pada sistem, "Sistem dimana Lana sekarang?"

[Dia sedang berada beberapa meter dari sini menuju ke lokasi pesta]

Arin mengangguk, lalu setelah beberapa menit sistem kembali memberitahu [Tuan rumah, Pahlawan wanita sudah melewati tempat ini]

Mendengar itu Arin segera bergegas keluar dan berjalan tidak jauh di belakang Lana.

Di plot mengatakan bahwa Lana adalah yang tercantik dari semua mahasiswa perempuan yang ada di sana, akan ada banyak pria yang menyukai Lana dan membuat mereka bersaing, jadi intinya ini adalah penyebab yang akhirnya membuat pahlawan itu tersadar dengan perasaannya. Di tambah sikapnya yang menurutnya sedikit aneh menurut dirinya sendiri, beberapa tulisan yang dilihatnya, lalu diperkuat setelah mendengar perkataan temannya yang membuat hatinya tidak nyaman, jadi pahlawan akhirnya menemukan jawaban yang di cari.

Rebut pahlawan itu!Where stories live. Discover now