Dunia kedua 14

4.7K 1K 178
                                    


Setidaknya mereka pikir Helen akan datang saat di siang hari, namun kali ini, dia datang lebih awal dari yang mereka kira.

Apa yang membuat Helen yang malas datang lebih awal?

[Tuan rumah hati-hati, dia bertekad untuk membuatmu menjadi jelek]

Arin: ???

Yah.... Itulah penyebab Helen bersemangat untuk pergi bekerja. Rencananya dia akan membuat Arin merasakan apa yang kemarin dia rasakan. Memikirkan penampilan rubah Arin yang dipenuhi lumpur, membuatnya sangat bersemangat.

"Selamat pagi Helen" Arin menyapa dengan senyuman seperti biasa, anehnya bukannya mendapat reaksi jijik Helen, Arin malah mendapatkan senyuman dan sapaan yang baik darinya.

"Pagi, maaf aku terlambat bangun tadi. Aku akan segera bekerja"

Dia bergegas mengambil bibit dan turun ke sawah. Hanya saja, dia turun dengan kuat sehingga beberapa percikan lumpur hampir mengenai Arin.

Ada rasa kecewa di mata Helen, tapi dia masih tersenyum, sorot matanya ke arin masih licik. Arin juga masih tersenyum padanya.

Arin mengerti dengan apa yang dimaksud sistem tentang menjadikan dirinya jelek.

Tim mereka sudah lengkap dan selama bekerja, tidak ada masalah dengan sisi pria. Sedangkan di sisi wanita, Helen telah berkali-kali mencoba memercikkan lumpur kepada Arin namun gagal. Arin masih bersih dan cantik.

Karena kesal, Helen sengaja menanam mendekati Arin. Arin tidak sadar dan masih fokus bekerja. Berfikir inilah kesempatannya, dia menyenggol Arin hingga kehilangan keseimbangan dan jatuh. Lumpur memercik dengan kuat, mengenai Kevan dan Robby yang berada di dekatnya. Tidak banyak, hanya sedikit lumpur pada tubuh dan wajahnya.

Arin juga ditutupi oleh lumpur, tapi tidak banyak. kecantikannya juga tidak tertutupi dan malah membawa kesan lucu karena senyum meringis bodoh. Sisi ini belum pernah diperlihatkan olehnya karena Selama ini hanya sisi lembut, dan berprilaku baik yang diperlihatkan.

Kevan dan Robby terkekeh sedikit, keduanya dengan cepat membantu Arin untuk bangun. Arin tersenyum malu.

[Bhahahahaha, tuan rumah coba liat. Sumpah ngakak banget]

[Lihat ada piscok (Pisang coklat) disini hahahahaha]

Sistem mulai tertawa terbahak-bahak di pikiran Arin.

Membuat Arin akhirnya tidak tahan untuk menoleh ke Helen. Penampilannya membuat Arin hampir ikut tertawa ngakak juga, Untung ditahannya.

Penampilan Helen saat ini, memang persis seperti apa yang dibilang sistem. Karena setelah tinggal di desa ini, kulit Helen menjadi lebih gelap dibandingkan saat dia baru pertama kali datang. Membuatnya terlihat seperti pisang goreng krispi, ditambah dengan lumpur hitam dari wajah hingga lengannya. Terlihat seperti pisang goreng krispi yang dilumuri oleh coklat. Hanya saja piscok itu terlihat enak, sedangkan Helen.... Sepertinya piscok basi.

"Bhahahahha ngakak benget, kamu lagi cosplay jadi piscok?" Kata Robby yang sudah tertawa ngakak sambil memegang perutnya.

[...] Ternyata pikirannya sama dengan sistem.

Ini mereka lagi lapar dan ngidam piscok apa gimana dah. Heyran Saia.

"Apa kamu baik-baik saja? Ini salahku, aku terlalu buruk dalam menahan beban berat, seharusnya kalau kamu ingin bersandar jangan ke aku, aku tidak bisa menahanmu" Arin memberikan ekspresi bersalah.

Helen melotot marah, lalu berbalik pergi dari sini.

Rasain tuh..., Arin menyeringai di dalam hati.

"Maaf, membuat kalian ikutan kotor" kata Arin dengan raut wajah bersalah.

Rebut pahlawan itu!Where stories live. Discover now