Dunia Pertama 03

16.1K 2K 46
                                    

Bibi Lin menyuruhnya masuk dan duduk dan menunggunya di ruang keluarga, sedangkan Bibi Lin menuju dapur membuatkan Arin minuman dan cemilan.

Arin tidak mengikuti ucapannya dan malah mengikuti Bibi Lin di belakangnya.

"Bibi, Arin akan membantumu"

Arin segera membantunya menyiapkan minuman dan camilan untuk dirinya sendiri

Tindakan kecil ini membuat Bibi Lin  tersenyum, Gadis ini selalu berprilaku baik.

Sampai di ruang keluarga, Arin segera menaruh nampan di meja dan duduk.  Sebenarnya dia sangat haus sekarang, hanya saja dia tidak mau berprilaku tidak sopan. dia belum disuruh minum, jadi dia tidak akan minum.

Semua Pikirannya di tuangkan di ekspresi wajahnya. Bibi Lin yang memperhatikannya menepuk kepalanya. Gadis ini benar-benar sangat menggemaskan.

"Minumlah, kamu pasti haus"ucapnya tersenyum lembut.

Senyum sumringah terpancar di wajah Arin, dia mengambil Es lemon yang dibawanya tadi. Dia segera menjadi lebih lega, panas di luar sangat menyiksanya.

Bibi Lin yang melihatnya telah menaruh gelas kembali segera bertanya: Arin mengapa kamu ada disini? Apa papamu tau kamu kesini?

"Bibi, Aku akan tinggal kota B sekarang, aku pindah ke universitas kak Lana. Semuanya, tentu saja aku telah mendapatkan izin papa" Rasa bahagia terpancar di setiap kata-katanya.

"Astaga jadi kamu pindah universitas, kenapa tidak memberitahu bibi? lalu sekarang kamu tinggal dimana?"

"Kejutan hehe... Aku sekarang tinggal di apartemen Star Bibi"

"Mm.. Papamu cukup baik, itu adalah apartemen Terbaik, kamu akan baik-baik saja. Apa kamu sudah mengenal lingkungan di sana?"

"Aku sudah berkeliling di sekitar apartemen kemarin bibi" Arin menjadi bersemangat.

Untuk pertama kalinya dia makan makanan cepat saji, seperti pizza yang dimakannya kemarin. Papanya selalu menjaga makanannya. dia tidak pernah memakan makanan cepat saji.

Dia juga membeli Cemilan keripik kentang yang di jual di supermarket dekat apartemen Star saat jalan-jalan kemarin. Dia akan memakannya saat pulang nanti.

Lagi-lagi pikirannya di tuangkan lewat ekspresinya. Bibi Lin tertawa, sepertinya keponakannya ini telah mencoba beberapa hal yang baru.

"Oh ya bibi, Paman, Kak Leon dan kak Lana mana?"

"Paman dan Leon pergi kerja, Kalau Lana dia tidak tinggal disini lagi, dia tinggal di apartemennya. Apartemen Lana namanya apartemen moon, tidak jauh dari apartemen Star. Kamu bisa memanggilnya jika butuh bantuan."

"Mm.." Arin mengangguk mengerti.

"Aku pulang"

Suara bariton yang seksi membuat keduanya menoleh lalu berdiri. Arin melihat pria yang mendekat ke arahnya.

Sejak memasuki rumah Leon langsung mengenali Arin yang sedang duduk bersama Ibunya

"Hei Arin" ucapnya mengacak rambut Arin.

"Kak Leon, jangan merusak rambuku" Arin memanyunkan bibirnya, segera menyingkir dan bersembunyi di belakangnya Bibi Lin.

Dia mengintip dari belakang Bibi Lin
"Arin untuk apa kamu bersembunyi dariku? Kemarilah"

"Tidak, Kak Leon pasti akan mengacak rambutku lagi" tolaknya langsung, Pipinya mengembung lucu.

"Ah.. Dadaku sakit"ucapnya Sambil memegang dadanya dramatis.

Rebut pahlawan itu!Where stories live. Discover now