Laba-Laba

522 73 16
                                    

"Taluh dicini!"

"Nanti cencei malah gimana?"

"Ndak bakalan,"

"Waktu itu kan kita udah dimalahin,"

"Ndak bakal malah, kebulu pingcan duluan cencei nanti,"

---

Hari ini semuanya nampak tenang di dalam kelas. Naomi sensei menatap heran ke arah para muridnya yang lebih tenang dari biasanya. Ia berpikir mungkin ada yang salah dengan anak-anak itu. Tapi ia berusaha berpikir positif.

"Mungkin mereka udah lebih baik,"

Walaupun sepertinya tidak mungkin. Terutama anak-anak yang sudah masuk daftar murid "Berbahaya". Ya berbahaya dalam artian anak-anak itu perlu diawasin dengan lebih tegas karena kelakuan mereka.

Dari 40-an lebih murid di kelasnya. Tidak banyak yang kelakuannya sangat meresahkan. Tapi jumlah yang sedikit itu rasanya seperti sudah berhadapan dengan ratusan anak.

Herannya. Kenapa para wali murid menyerahkan semua pada Naomi sensei untuk mengajari anak mereka supaya lebih baik. Memangnya di rumah mereka tidak di ajari apapun?

Sambil menunggu anak-anak mengerjakan tugas. Naomi sensei melakukan hobinya yang suka coret-coret di buku bindernya. Entah apapun itu, yang jelas hanya coretan. Kalau menarik, ia akan menyalin ulang dalam versi lebih rapinya di bindernya yang satu lagi.

Naomi sensei hendak membuka laci untuk mengambil tempat pensilnya.

Saat ia baru membukanya sedikit.

"GYAAAAAAA!"

Semua murid terlonjak kaget dengan teriakan Naomi sensei yang tiba-tiba. Bahkan suaranya itu cukup besar dan tidak kalah dengan suara toa Chiaki.

Gimana tidak teriak. Kalau dari lacinya itu muncul laba-laba yang ukurannya cukup besar.

Bukan cuma 1

Tapi ini mungkin bisa sampai 10 laba-laba.

Astaga darimana laba-laba ini?

Naomi sensei langsung menjauh dari mejanya. Lebih tepatnya ia berlari hingga ke sudut kelas yang jauh dari posisi mejanya.

"Cencei kenapa ?"

"La- la- laba-laba..."

Naomi sensei memang paling penakut dengan yang namanya serangga. Mungkin tidak semua serangga. Beberapa pengecualian, seperti nyamuk dan semut. Semut pun juga sepertinya tidak semuanya yang bisa ia hadapi.

Semua pasang mata murid tertuju pada meja Naomi sensei yang sekarang sedang dikerumuni oleh beberapa laba-laba. Mereka tidak banyak bergerak. Namun itu justru menakutkan untuk Naomi sensei.

Ia yakin saat ia mendekat nanti, laba-laba itu akak bergerak tiba-tiba.

"Cencei takut laba-laba?" Tanya Hokuto.

Tidak dijawab, tapi tubuh gemetar Naomi sensei sudah menjawabnya.

Ibara berjalan mendekati meja Naomi sensei untuk mengambil salah satu laba-laba itu, kemudian berjalan mendekati Naomi sensei.

"IBARA JAUHKAN ITU DARIKU!"

"Ini tidak celam kok cencei,"

"GYAAA!"

Dengan kurang ajarnya, Ibara malah melempar laba-laba itu pada Naomi sensei yang justru membuat Naomi sensei berteriak panik yang semakin menjadi-jadi.

Tangannya mengusap tubuhnya dengan panik. Berharap bisa menyingkirkan laba-laba itu dari tubuhnya.

Beberapa murid yang berakhlak mencoba membantu Naomi sensei. Sampai akhirnya Nazuna mendapatkan laba-laba itu dan membuangnya.

"Huwaaaa!"

Tepat setelah itu Naomi sensei terduduk lemas di lantai dan menangis di tempat. Ia terlalu takut hingga tak sadar tangisan pun tak bisa dibendung lagi.

Entah siapa yang harus disalahkan karena masalah ini?

---

Tanpa sadar aku menebar aib sendiri.
Dan ini dari kejadian nyata sih, bedanya bukan pakai laba-laba, tapi kecoa mainan.

Pakai laba-laba juga karena mendadak muncul laba-laba di kamar mandi tadi sore.

Bisa-bisanya laba-laba memunculkan inspiration._.)

𝐓𝐊 𝐄𝐧𝐒𝐭𝐚𝐫𝐬Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt