BAB 3

102K 12.5K 812
                                    

-o0o-

•Mafia Girl Transmigration•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Mafia Girl Transmigration•

Tinju Atlas yang lambat langung dibalas Erla dengan tinju bagian leher depan Atlas, itu adalah salah satu titik lemah dalam bela diri. Memiliki dampak yang cukup serius, beberapa titik di samping leher memiliki pembuluh darah yang dinamakan carotid artery.

Karena fungsinya adalah mendistribusikan oksigen ke otak, dampaknya bisa sangat mematikan jika pembuluh darah tersebut mengalami kerusakan misalnya karena terkena pukulan.

Dampak paling fatal terjadi apabila pukulan diarahkan ke bagian carotid sinus, yakni percabangan pembuluh darah di sisi samping leher manusia.

Kerusakan di bagian tersebut akan memicu kelumpuhan serta berbagai masalah sistem saraf yang akan segera disusul dengan kematian.

"Arghh." Atlas memegang lehernya yang berdenyut sakit. Erla hanya tersenyum tipis. "Kau tak apa Atlas?" Tanya khawatir Bagas. Semua orang terkejut dengan tindakan tiba-tiba Erla.

"You are weak." Erla memiringkan kepala dan manatap Atlas remeh sedangkan Atlas menatap marah dengan muka yang sudah memerah karena menahan sakit dan emosi.

"Kakak jangan memukuli Atlas." Hana langsung turun dari ranjang.

Erla merapikan rambutnya, "Aku tak memukuli hanya memberi satu pelajaran pada tunanganku. Oh, maksudku mantan tunangan. Kau boleh mengambil bekasku Hana. Bukankah buah jatuh tak jauh dari pohonnya? Sama seperti Ibumu yang mengambil Ayahku dari Mamaku, anak dan Ibu sama saja suka yang sudah bekas."

Cindy ingin menampar Erla langsung dihentikan Kerla, "Mulut jalang itu harus dibungkam!"

"Cindy kau lupa, kau dan orang tuamu bisa kehilangan kekayaan jika kau melukai cucu kesayangan keluarga Selena." Peringat Kerla yang membuat Cindy menggeram.

Erla berjalan melewati Atlas dan Hana dengan lirikan tajam. Erla keluar ruangan diikuti Kerla dan Kevin.

"Apa kau baik-baik saja Er?" Tanya Kerla yang menekan tombol lift. Erla hanya mengangguk, tetapi pikirannya masih menuju Hana dan Atlas,

"Aku tidak tahu dulu bisa berteman dengan mereka, Kak Kev selalu memintaku agar tak dekat-dekat dengan mereka." Celoteh Kerla.

Erla, Kerla, dan Kevin memasuki lift dengan Kerla yang terus menggerutu. Setelah sampai di lantai bawah,  Erla yang melihat Paman Jeri langsung menghampiri.

"Besok sudah berangkat sekolah?" Tanya Kerla. Kevin yang membukakan pintu Kerla ikut melihat ke arah Erla.

"Hm." Erla mengangguk dan masuk ke dalam mobil.

"Erla cantik ya Kak Kev?" Tanya Kerla dengan senyum lebarnya.

"Hm." Dehem Kevin malu-malu.

"Kak Kev bisa tersipu juga." Kekeh Kerla.

***

Mobil Erla memasuki mansion keluarga Selena, "Sudah sampai Nona." Erla yang menghirup bau bensin langsung menutup botolnya.

Erla turun dari mobil diikuti Paman Jeri, Erla memperhatikan mansion besar di depannya. "Mari Nona silakan masuk. Sepertinya juga ada tamu."

Erla memperhatikan mobil lain. Lalu, Ia memasuki ruang depan mansion. Di sana ada pria paruh baya, Mamanya, dan pria muda.

"Itu Erla sudah datang." Tunjuk Mama yang membuat semua perhatian ke arah Erla.

"Dimana?"

"Di samping saya Tuan Ketua." Koreksi Paman Jeri. Erla mengerti, dia adalah Kakek Ava.

"Kemarilah Erla, Dokter Nano akan memeriksamu dulu." Ucap Mama. Erla hanya menghampiri pria muda yang sejak tadi memperhatikannya tak berkedip.

"Apa kau Ava?"

"Bukan. Sekarang namaku adalah Erla bukan Ava." Tegas Erla, Dokter Nano mengangguk-angguk lalu memeriksa keadaan Erla.

"Erla nama yang bagus, aku Dokter Nano masih saudaramu."

"Apa kau memutuskan untuk berubah?" Kakek Erla menatap sedikit kagum kepada cucu satu-satunya penerus keluarga Selena. Erla hanya menganggukkan kepala.

"Keadaan Erla sudah sehat dan boleh beraktivitas kembali." Ucap Dokter Nano. Yang diangguki Mama, Kakek, dan Erla.

"Baiklah, tetapi Mama belum yakin dengan keputusanmu Erla." Erla memiringkan kepala. "Kenapa?" Erla mengakui mamanya sangat masih awet muda dengan wajah imutnya sedangkan Erla dengan wajah tegas dan cantiknya.

"Ubah pandangan publik terhadapmu dalam waktu 3 minggu ini." Mama Erla meletakkan cangkirnya merapikan jasnya.

"Dengan senang hati." Erla menjawab dengan santai. Baginya ini adalah misi yang mudah.

"Tolak ukur penilaian seseorang adalah dari tindakannya, bukan dari ucapannya. Kuharap kau bisa bertanggung jawab dengan ucapanmu. Apa karena Atlas kau berubah?" Mama Erla memicingkan mata curiga yang hanya di balas kekehan dari Erla.

"Sudah waktunya aku menunjukkan diriku yang sebenarnya." Erla berdiri "Namaku Erla bukan Ava."dan menghancurkan keluarga Hana yang menyebalkan." Lanjutnya dalam hati. Erla melangkahkan kakinya menaiki tangga.

"Ayah dia berubah." Mamanya Erla menatap ke arah Erla yang sudah menghilang.

"Berterimakasihlah pada orang-orang yang telah merendahkan kita. Karena mereka tak tahu bahwa kita memiliki kelebihan yang luar biasa." Kakek Erla meneruskan membaca korannya.

"Ayah benar, aku berangkat ke kantor dulu. Ayo Dokter Nano."

"Baiklah Bibi. Kakek kami permisi dahulu."

Mama Erla adalah istri pertama dari Hendri Hermawan dan Hana adalah anak dari istri kedua Hendri Hermawan. Keluarga mereka merangkak naik karena keluarga Selena.

Tapi, bagai kacang lupa kulitnya mereka menjelek-jelekkan penerus keluarga Selena yang bodoh dan pecundang. Selama ini keluarga Selena hanya diam.

Tetapi, tidak dengan sekarang karena tubuh Erla sudah dimiliki oleh sosok Q'Xora bahkan seluruh Mafia segan untuk mencari masalah dengannya.

Bersambung...

-Terima kasih untuk orang-orang baik yang sudah vote, comment, follow, dan share🐣-

Mafia Girl Transmigration ✓Where stories live. Discover now