BAB 30

80.5K 9.3K 1.8K
                                    

-o0o-

•Mafia Girl Transmigration•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mafia Girl Transmigration

Erla merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dengan Purple, Blue, dan Fox tidur di sebelahnya.

Pertemuan melelahkan tadi membuat Erla senang sekaligus lelah, lelah karena tersenyum dari awal acara hingga akhir dan merasa senang karena bertemu dengan tunangannya.

Erla memeluk bantal di sebelahnya lalu menenggelamkan wajahnya ke bantal. Erla merasakan debaran jantungnya, memang saat di luar Ia akan berekspresi tenang tapi saat di kamar tidak bisa menutupi perasaannya. Erla membuka bantalnya dan menatap langit-langit dengan tersenyum cerah membayangkan wajah tunangannya.

"Ilo, Ilo, Gavrilo Bernado Mattea nama yang indah." Erla berucap dengan debaran di dada yang tidak hilang. Hanya tunangannya yang bisa membuat Erla menjadi seperti ini.

Erla mengambil Purple lalu mengelus sisiknya pelan. "Bisakah kau memberikan sedikit kenangan yang kulupakan saat di kehidupan pertama?" Erla menatap manik ular bewarna ungu itu. Purple hanya menggeleng seperti berkata belum saatnya.

"Aku berharap bisa mengingat semuanya." Erla memejamkan matanya.

Di Suatu Ruangan POV

Tiga orang sedang duduk berdiskusi membicarakan sosok Q'Xora.

"Kita harus cepat mengembalikan ingatan Xora." Sosok yang sedang merokok berceletuk pelan.

"Kau benar. Aku dengar tunangannya di sini sudah di negara yang sama." Sosok yang menyilangkan kakinya.

"Jika dia mengingat semua memorinya, apa yang akan terjadi denganku?" Sosok yang menaikkan kaki di atas meja.

"Dia terlalu menyanyangimu. Tidak akan membunuhmu paling hanya memutilasimu." Sosok yang merokok berucap pelan.

"Ini adalah misi Tuan Pemimpin kita, tentu saja harus dilaksanakan secepatnya." Sosok yang menyilangkan kaki bersahut kembali.

"Aku ingin menyelamatkannya dari penjara tak berunjung ini." Sosok yang menaikkan kaki di atas meja bertekad mantap.

"Kita tunggu waktu yang tepat. Biarkan Tuan Pemimpin yang asli menghampiri ke sini lebih dahulu baru kita beraksi. Lagian tugasku sekarang hanya mengawasinya."Sosok itu menghembuskan rokok ke udara.

"Kau benar, jangan sampai dia terbunuh lagi karena mencarinya akan susah. Dia harus terbunuh di tangan kita." Ucap sosok yang melipatkan kaki dan disetujui dua sosok misterius lainnya. "Apa kalian sanggup membunuh orang yang kalian cintai?" Lanjut sosok yang melipatkan kaki kepada dua sosok pria yang duduk di depannya yang hanya terdiam.

Pov End

***

Keesokan paginya, Erla mengambil telefonnya yang bergetar. Tertulis nama Kerla, Erla mengernyit kapan dia menyimpan nomor Kerla?

Mafia Girl Transmigration ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang