BAB 4

97.2K 11.8K 399
                                    

-o0o-

•Mafia Girl Transmigration•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Mafia Girl Transmigration•

Di bagian dunia lain, empat pria bertopi bundar bewarna hitam dengan jas hitam rapi sedang melaksanakan rapat bersama dengan dua lencana peninggalan Q'Xora.

"Kau yakin tak bisa menemukan satu lencananya lagi dan ular-ular peliharaannya yang menggelikan itu?" Tanya Horus-Pemimpin Mafia Qwatra, anggota The Underworld Leaders Association (TULA).

"Hanya ini yang kutemukan di seluruh tempat kejadian dan untuk ular-ularnya aku tak tahu." Kesal Zain-rekan Q'Xora di Mafia Prosperine.

"Kalian pernah diceritakan sesuatu oleh Q'Xora tentang hal yang tak lazim yang Ia alami?" Tanya Spy Jordie-Pemimpin Mafia Darcelle, anggota The Underworld Leaders Association (TULA).

"Aku pernah diceritakan tentang itu." Dr. James-Pemimpin Mafia Valgala, anggota The Underworld Leaders Association (TULA).

"Apa kita meminta bantuan tunangannya saja?" Tanya Spy Jordie.

"Gavrilo Bernado Mattea si Pemimpin Mafia Alphonso itu maksudmu?" Tanya balik Horus.

"Jangan. Kau tahu Q'Xora bertunangan dia bukan karena cinta." Sahut Dr. James.

"Ya aku yakin Q'Xora diguna-guna." Gurau Zain yang langsung mendapatkan arahan pistol dari Spy Jordie.

"Bercanda sama Mafia itu rasanya beda ya, becanda dikit langsung diacungi postol di depan mata." Kesal Zain.

"Gavrilokan tampan, Q'Xora itu cantik. Jelas mereka cocok bukan diguna-guna." Sahut Spy Jordie.

"Sudah ini kita bagaimana, apa kita cari saja orang yang mirip dengan Q'Xora kalian tahukan ciri-cirinya?" Tanya Horus dengan melihat rekan-rekannya.

"Tahu. Dia selalu membawa korek api zippo." Ucap Zain.

"Dia juga selalu memakai topi." Spy Jordie ikut menyahut.

"Yang terpenting botol kecil yang berisi bensin." Sahut Dr. James yang disetujui oleh rekan-rekan lain.

"Baiklah misi pencarian akan dimulai."

***

Erla memasukkan sembarangan buku dan alat tulis, Ia melihat kaca lalu mengambil topinya. Tak lupa, korek api zippo dengan bensin yang selalu ada di tangannya, Ia taruh di saku. Kemeja panjangnya Ia lipat sesiku.

"Tubuh baru, hari baru, rumah baru, dan pengalaman baru." Gumam Erla membuka pintu, kaki jenjangnya menuruni tangga menuju urnag makan. Di sana sudah ada Mamanya dan Kakeknya.

Erla melihat Kakeknya yang sedang memasang gigi palsunya, "Kakek Ompong?"

Paman Jeri dan beberapa pelayan menahan tawa. "Kau memanggilku Kakek Ompong?"

Erla menggeleng, "Kakek, Ompong?"

"Faktor U." Sahut Mama yang sedang menyiapkan roti isi coklat.

Erla tertawa membuat Kakek Ompong menahan kesal, "Durhaka kalian semua yang menertawaiku."

Erla menggedikkan bahu, "Aku tak bermaksud begitu Kakek Ompong."

"Erla?!" Geram Kakek Ompong.

"Sudah Ayah...Erla hanya menggoda Ayah jangan dimasukkan ke hati." Bela Mama.

"Kau terus membela anakmu." Sahut Kakek Ompong. Erla memakan rotinya dengan lahap, "Hati-hati giginya copot."

Sebelum Kakek Ompong berhasil melempar roti kepada Erla, Erla langsung beranjak, "Cucu Durhaka kau ya, sepertinya benturan di kepalamu menganggu kejiwaanmu juga." Kesal Kakek Ompong.

"Aku pergi dulu Kakek Ompong dan Mama. Ayo Paman Jeri." Erla dan Paman Jeri keluar mansion, Erla melihat mobil sport bewarna kuning.

"Mobil baru?" Tanya Erla memastikan. Paman Jeri mengangguk, "Hadiah Tuan Ketua untuk Anda."

"Hadiah?"

"Ya hadiah atas perubahan Anda." Paman Jeri memberikan sebuah kunci. Erla menerima, dan menekannya pintu mobil terbuka otomatis.

"Cantik, aku menginginkannya." Erla mengelus kap mobil, Ia masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Erla membuka botol kecilnya menghirup aroma kesukaannya.

"Saatnya mencoba di jalan raya sayang." Erla mengemudikan dengan kecepatan tinggi keluar mansion membuat para pegawai mansion mengelus dada.

"Hati-hati Nona Erla." Paman Jeri berusaha sabar.

Erla mengendarai dengan gesit di jalan raya menyalip mobil-mobil lain dan kendaraan lain membuat marah ratu penguasa jalan siapa lagi kalau bukan Ibu-Ibu.

Setelah sepuluh menit berlalu, Erla telah sampai di sekolahnya. Tadi malam, Ia sudah dijelaskan oleh Paman Jeri, ya, Ava bersekolah di SMA Cakrawala.

Mobil sport bewarna kuning memasuki gerbang sekolahan membuat beberapa anak menyingkir memberikan jalan, semua langsung berbisik-bisik.

"Anak baru woy."

"Bening nih."

"Bentar wajahnya belum keliatan."

"Udah keliatan cantiknya."

"Wah calon makmum."

Erla turun dari mobilnya, Ia bersandar di mobilnya.

Erla membenarkan letak topinya, "Anak baru hm?" Erla mendongak menatap dingin siswa-siswa yang memekik tertahan.

"Lhah si pecundang."

"Kecewa, balik-balik."

"Makin cantik aja."

"Yah si gak berguna aku kira anak baru HAHAHA."

Erla melihat sosok siswi yang menertawainya, Ia berjalan mendekat dengan tatapan datar. Erla tersenyum tipis.

"Katakan lagi." Erla menatap tajam dengan senyuman yang mengerikan.

"K-au anak pecun-dang dan tak ber-guna." Cicit siswi dengan menunduk takut.

Erla yang memang lebih tinggi membenarkan topinya lagi, "Anjing pintar." Erla mengusap rambut gadis itu.

Lalu, Erla berjalan dengan menyenggol bahu siswi itu hingga menyebabkan siswi itu hampir terjatuh. Semua pandangan mata menuju ke arah Erla, siswi itu pipinya memerah.

Erla yang melihat sekolah barunya menghirup udara dengan rakus, "Aku paling malas harus kembali belajar."

"Mamaaaa anakmu baper." Teriak siswi yang diusap rambutnya oleh Erla. Erla menoleh ke belakang lalu menghela napas. "Terulang lagi?"

"Erlaa?" Panggil Kerla dengan berlari diikuti Kevin.

"Selamat pagi, ayo masuk kelas bareng." Ajak Kerla dengan senyuman cerahnya, Erla tersenyum tipis. Mengikuti langkah Kerla.

Kerla berhenti, "Aku kekelas dulu ya Er, Kak Kev." Pamit Kerla membuat Erla bingung.

Erla ingin melangkah langsung ditarik kerah belakangnya oleh Kevin, "Sini." Cuek Kevin.

Erla hanya mengangguk, Ia tak tahu apapun soal Ava, termasuk kelasnya. Dan lebih parahnya, Erla duduk bersama dengan si irit, Kevin.

Bersambung...

-Terima kasih untuk orang-orang baik yang sudah vote, comment, follow, dan share🐣-

Mafia Girl Transmigration ✓Where stories live. Discover now