16. ✓

12.6K 1.4K 61
                                    


"Cie... mau nge-date ya?"

Kafka yang baru saja keluar dari kamarnya dengan berpakaian rapi, menatap curiga pada Kakaknya yang tumben-tumbenan datang ke rumah.

"Jangan bilang Kaka mau nitip Ano lagi?" tanyanya penuh selidik.

Kak Fira yang sedang duduk di sofa sambil memangku toples keripik pisang, tertawa, "Tau aja, boleh ya?"

"Kak ah elah! Gue hari ini ada janji sama teman loh," sungut Kafka di tempatnya berdiri.

"Teman apa teman?"

Kafka menoleh pada pria yang baru saja muncul dari pintu dapur, itu suami Kak Fira.

"Apa sih, emang teman kok," elak Kafka kesal.

Kak Fira menatap tak percaya dengan wajah menyebalkan yang di buat-buat.

"Ya udah kalo nggak percaya," kesal Kafka.

"Kalo gitu nggak papa dong kita nitip Ano lagi, ini penting banget kita harus menghadiri acara birthday teman dan pulangnya malam nggak bisa bawa Ano," jelas Kak Fira.

Kafka mendengus, "Iya, tapi bakalan aku ajak pergi nemuin teman,"

Kak Fira tersenyum senang, "No problem, terimakasih adikku sayang,"

Kafka mendengus geli, melihat sepasang suami-istri itu membentuk cinta di atas kepala masing-masing.

"Ano mana? Aku mau berangkat nih, kasian temen nunggu,"

Ano muncul dari pintu masuk bersama sang Nenek, Ibu dari Kafka.

"Abanggg!" Ano berseru riang.

Kafka mendelik mendengar panggilan itu, pasti ulah Mama karena Nenek satu cucu itu sangat tak mau terlihat tua, dia menganggap Ano sebagai anaknya sendiri bukan cucu.

"Ikut Om mau?" tawar Kafka dan meraih bocah itu ke gendongannya.

Ano mengangguk antusias, "Mauuu!"

Kafka tersenyum gemas, berpamitan pada orang rumah dan segera menuju mobil dengan Ano di gendongannya. Ano tak perlu siap-siap Karen bocah itu sudah di dandani Bundanya sebelum ke rumah.

Adelin melihat penampilannya didepan cermin full body, dia harus tampil cantik didepan Kafka hari ini berharap Kafka bisa pangling dan langsung menembaknya walaupun itu hanya angan-angan dirinya saja.

|Bubu❤: Buruan turun, gue depan rumah lo.

Setelah mendapat pesan dari Kafka, Adelin langsung menyambar sling bagnya dan langsung keluar kamar.

Di ruang tamu ternyata keluarganya sedang berkumpul, tumben sekali.

"Acie... sekarang udah setia sama satu cowok cie..." BangSat langsung menggodanya.

"Suruh masuk dulu dong Dek, kenalan sama Ayah Bunda," kata Bunda ikut-ikutan.

Adelin tersenyum malu, "Nanti deh, sekarang belum official,"

"Del kasih tau ke cowok lo, kalo mau direstui jangan lupa pulang nanti beliin martabak, cilok, es teler, es doger, batagor, bakso, pokoknya yang enak-enak," bawel BangSat untuk kesekian kalinya.

"Udah ah, aku mau berangkat. Kasian ayang udah nunggu, babay!"

Adelin mengetuk jendela mobil Kafka, tak lama jendela mobil diturunkan hal yang pertama Adelin temui adalah wajah Ano yang sedang tersenyum kearahnya.

Hai, Bubu! (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora