24. ✓

11.5K 1.1K 20
                                    


Baru kali ini Adelin merasakan bolos sekolah yang begitu menyenangkan, bolos dengan manjat tembok bareng mas crush, romantis banget nggak sih?

Setelah berhasil meloncati tembok belakang sekolah, Adelin tak pernah melunturkan senyumnya. Kafka di sampingnya bahkan heran sendiri, apa nggak pegal ya senyum terus? pikirnya dalam hati.

"Sekarang kita kemana?"

Beberapa menit setelah memanjat tembok, keduanya hanya berjalan mengikuti gang sempit tak tentu arah ingin ke mana, dan Adelin sekarang seperti pemandu perjalanan bagi Kafka. Kafka pernah bolos tapi nggak sering, itu pun bolos dengan tujuan sudah pasti, waktu itu dia bersama Adrian dan Naufal tentunya membolos ke rumah Naufal bermodalkan naik bus.

"Nggak tau juga,"

Kafka menghela nafas, salah besar memang memercayakan Adelin untuk memandu kegiatan bolos mereka.

"Lo kalo bolos emangnya sering ke mana?" tanyanya jadi penasaran.

Adelin menoleh sekilas, "Biasanya di jemput pacar dari sekolah lain, tapi akhir-akhir ini jarang bolos udah nggak punya pacar soalnya,"

"Curhat?"

Adelin mendengus sebal, "Ihh nggak gitu, aku lagi memperjelas ke kamu kalo aku emang serius sama kamu,"

"Oh,"

Kafka Pratama, memang menyebalkan untung sayang kalo nggak udah Adelin tonjok dari tadi.

Adelin tertawa cekikikan sambil memandang ponselnya, membuat Kafka melirik karena penasaran takut-takut cewek di sampingnya ini kerasukan penunggu gang sempit ini.

"Ini Sesil sama Nanad, Bubu tenang aja. Aku cewek setia, no selingkuh-selingkuh club!" celoteh Adelin tak mau future boyfriend-nya mikir aneh-aneh.

Kafka mendengus geli, kembali menghadap depan dengan Adelin yang terus melangkah dengan kepala tertunduk fokus pada handphone.

"Awas!"

Adelin mendongak dengan mata mengerjap kaget, ter mundur kebelakang saat bagian belakang kerah baju seragamnya di tarik oleh Kafka.

"Kalo jalan tuh liat depan, jangan main hp," omel Kafka.

Adelin tak kuasa untuk tak tersenyum salting, duhhh.

Meski cara Kafka bisa di bilang tidak Ihlas, tapi Adelin tetap salting. Bayangin deh kerah baju kalian di tarik supaya nggak nabrak pohon, huhu romantis bangett.

"Bubu mau jalan-jalan nggak?"

"Nih udah jalan,"

Adelin tersenyum sabar, "Kata Nanad bel pulang udah bunyi, Bubu chat Rendy deh suruh bawain tas,"

Kafka mengangguk dan mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya.

Kafka: tas gue sekalian

Adrian: di cariin Bu Zelia sat

Kafka: terus?

Adrian: gue bilang aja kaya yang lo bilang tadi

Kafka: Ajg!

Kafka membuang nafas panjang, Adrian memang tak bisa di andalkan seharusnya dia mengandalkan Naufal saja tadi.

Tak lama setelah chat balasan dari Adrian, ada chat masuk dari Bu Zelia.

Bu Zelia: besok menghadap saya

Kafka: baik bu

Bu Zelia: kamu sedang memantapkan hati dalam hal apa Kafka?

Hai, Bubu! (END)Where stories live. Discover now