Hitam dan putih - H

18.7K 759 38
                                    

Huang Renjun × Huang Guanheng

Warn!🔞

─────────────────────────────

ੈ♡‧₊ 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐔𝐍𝐈𝐄𝐒 ੈ♡‧₊

─────────────────────────────

[Chapter ini mempunyai book sendiri]

'SRANG!'

Dua pedang itu dengan cepat mencegat langkah sang pangeran mahkota. Tentu saja kedua pengawal dibelakang sang pangeran bertindak.

"Raja hanya ingin Pangeran Renjun yang masuk."

"Apa?!"

Renjun mengangkat tangannya, memberhentikan sang bawahan.

"Baiklah, kalian tunggu diperbatasan."

"Tapi pangeran—"

"Apa kalian lupa aku siapa? ini perintah."

"Baik!"

"Mari saya antarkan anda kepada Raja Hitam"

Iris blue shapire sang pangeran mengedar, menelisik setiap sudut kastil Raja Hitam. Sebuah perbedaan besar yang berlawanan dengan bangunan kastil kerajaan miliknya.

Degup jantungnya cepat, menandakan ia tengah dihantui rasa gugup. Ini adalah tugas pertamanya sebagai utusan kerajaan sekaligus putra makhota. Apalagi hasil dari tugas pertamanya akan menentukan nasib dunia. Ia semakin dilanda rasa gugup.

Ia berteriak dalam hati kala mendapati ornamen kepala monster yang terpajang disepanjang lorong. Lagipula, KENAPA SANGAT GELAP SEKALI?!

Ah ia hampir lupa, ia tengah berada di Kerajaan Hitam bukan Kerajaan Putih tempatnya berasal.

"Raja, pangeran mahkota telah datang."

Bunyi terbukanya kedua pintu tua terdengar nyaring, terlihat sebuah ruangan besar nan megah menyambut iris matanya. Namun yang mencuri perhatiannya bukan seberapa tinggi atap bangunan ataupun ornamen mengerikan lainnya. Pandangannya jatuh kepada sosok tampan yang tengah duduk secara angkuh di singgasana. Dapat ia lihat dari sela rambut pirangnya, bagaimana pose angkuh sang Raja Kegelapan.

Duduk bersandar singgasana, dengan tangan yang bertopang dagu. Serta tatapan mata yang menatapnya penuh akan sarat kelicikan. Astaga tubuhnya dibuat merinding.

Ia meneguk air ludahnya gugup, memberi penghormatan sebagaimana tata krama kerajaan yang sudah diajarkan padanya.

"Selamat malam Raja Kegelapan, saya Huang Renjun Pangeran Mahkota Putih sekaligus utusan Kerajaan Putih."

Dahi sang pangeran sedikit terlipat tak suka ketika tidak mendapati satu responpun dari sang raja.

"Baiklah saya langsung mulai saja, saya akan membacakan usulan negosiasi perdamaian dari Kerajaan Putih. Pertama, Kerajaan Putih dan Hitam harus secara tegas menghentikan perang antar kerajaan. Kedua, Kerajaan Putih dan Hitam harus saling menjaga keseimbangan antara putih dan hitam sebagaimana hukum dunia ini berjalan. Ketiga—"

"Dunia?" sela sang Raja Kegelapan.

"Maafkan saya Yang Mulia Raja, saya akan menjawab pertanyaan anda setelah saya—"

"Aku ingin dengar pendapatmu tentang dunia."

Tatapan mata tajam itu, sungguh. Renjun meneguk kembali ludahnya gugup.

RENJUNIESWhere stories live. Discover now