DEJA VU - H, J

17.9K 567 86
                                    

hai? sorry lama updatenya:)
anw, awas bosen 5k++ words

Huang Renjun x Lee Haechan, Na Jaemin

—2nd part of rival—

─────────────────────────────

ੈ♡‧₊ 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐔𝐍𝐈𝐄𝐒 ੈ♡‧₊

─────────────────────────────



Renjun's Pov

"Iya sih hahah, kemarin gua juga liat."

"Sumpah dah kesian amat tuh wkwk."

Bingung. Satu hal yang menggambarkan diriku saat ini. Apalagi suara samar yang memasuki gendang telingaku terasa begitu familiar.

"Jun?"

"Renjun?"

"RENJUN!"

Perlahan mataku yang sebelumnya tidak fokus kini gambaran dua sosok gadis dihadapanku terlihat jelas. Keduanya seperti kebingungan dan terkejut.

"Ya?"

Tunggu dulu, siapa itu Renjun?

"Renjun? lo gapapa? lo... kenapa nangis?"

Pertanyaan dari salah satu gadis tersebut membuatku sontak mengelap ujung mataku. Benar ternyata, tanpa sadar aku meneteskan air mata yang entah apa.

Tunggu, perasaan apa ini? kenapa rasanya sakit sekali?

Aku menatap seluruh tubuhku, tak ada satupun benda tajam yang melukaiku. Lagipula, sakit ini... terasa didalam bahkan susah digapai hanya untuk diobati. Rasanya hanya sakit, sakit, dan sakit.

"Jun, lo mau ke uks aja?" tawar salah satunya lagi yang ber-name tag Yeji.

"Ah ga perlu, gue gapapa."

Kataku sangkal meskipun sekarang kepalaku terasa berdenyut. Tanpa sadar aku menangkap basah sebuah pasang mata yang sengaja menatapku dari jauh. Entah siapa pemuda itu, tapi sorot matanya sungguh tak terbaca. Kulitnya yang eksotis menambah kesan manis dalam wajah tampan dengan rambut kecoklatan itu.

"Dia siapa?"

"Hah? Renjun lo beneran gapapa kan? masa lo gatau Lee Haechan sih? dia anak pendiem yang suka menyendiri gitu dah, katanya sih ya dia ikut aliran sesat," ucapan Nancy dihadiahi pukulan oleh Yeji.

"Bego! lo dapet gosip darimana sih?!"

"Haechan?"

Entah mengapa, aku merasa tidak pernah mendengar nama itu sama sekali. Padahal aku sendiri masih meragukan kebenaran bahwa diriku adalah sosok yang mereka panggil Renjun.

Lamunanku buyar kala dari pintu beberapa pemuda masuk kedalam kelas bersamaan.

"Udah Jaem main bolanya?"

Pemuda itu mengangguki pertanyaan Nancy, anehnya aku seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya. Tapi dimana?

"Renjun? lo gapapa?" Jaemin mendekatiku, duduk disamping bangkuku yang sebelumnya diisi oleh Nancy.

Aku menggeleng pelan, "Gapapa kok Jaemin...?"

"Lo pucet, gua anter ke uks yuk."

"Gapapa Jaemin, beneran gue gapapa kok," tolakku sekali lagi.

RENJUNIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang