Chapter 5

3.3K 411 53
                                    


Sang senja tengah melukis langit dengan gradasi warna orange di beberapa sisi, sementara Apollo masih betah duduk di tepi danau bersama dua dewa dewi minor, Helios dan Eos. Ia mengalunkan nada indah dari Lira hadiah Hermes.

"Aku tak ingat kita memiliki janji bertarung." Ucap sang dewa musik kala indra pendengarannya menangkap derap langkah kaki yang mengusik ketenangan.

Sosok lain itu menyunggingkan senyum tipis seperti biasa, "Memang tidak."

Suga menatap penuh selidik. Tak biasa Ares mendatangi seperti ini, pasti ada alasan. "Katakan, apa tujuanmu?"

"Aku sungguh kecewa akan sambutan tak bersahabat ini."

Keduanya memang keturunan Zeus. Namun Suga tak begitu dekat dengan Jaehyun yang merupakan anak kesayangan Hera, penyebab kemalangan yang menimpa ibu kandungnya.

Apalagi Suga merasa kesal karena selalu kalah saat berduel dengan Jaehyun. Seorang diri atau bersamaan dengan Hoseok, Jaehyun tetap saja menjadi pemenang. Harus Suga akui walau pahit bahwa posisi dewa perang memang pantas untuk Jaehyun yang tangkas.

"Kalau tak ada yang ingin kau katakan. Aku pergi." Suga beranjak dari kursi dan hendak pergi bersama Helios dan Eos yang tadi sempat tidur bersama. Mereka hendak melanjutkan kegiatan itu lagi.

"Sayang sekali. Kau tak ingin berbincang denganku? Aku baru saja tiba dari Sparta. Lucunya, aku menemukan sesuatu yang menarik." Jaehyun semakin mengembangkan senyum saat melihat reaksi Suga yang seketika menghentikan langkah.

"Sepertinya tidak untuk malam ini." Tukas Suga pada Helios dan Eos.

Keduanya mengangguk dan Eos sempat mencium pipi Suga sekilas sebelum melangkah pergi. Setelah dewa dewi minor tak terlihat, Suga menyisir rambut dengan jari dan berbalik menatap Jaehyun.

"Aneh sekali. Aku mencium darah dewa mengalir di nadinya. Tapi setelah dipikir-pikir tak begitu aneh." Lanjut Jaehyun.

Sedetik kemudian, Suga menarik kerah Jaehyun. "Kau ingin mengancam ku? Apa yang kau inginkan?"

Jaehyun tak bisa menanggalkan senyuman yang lebih seperti ejekan, diikuti menyingkirkan lengan Suga, "Kupikir aku akan melihat wajah memohon. Well, Jauhi Aphrodite."

"Hanya itu?"

"Hey, kau meragukanku? Aku tidak bermulut besar."

Suga mundur selangkah, "Baiklah. Aku tak akan menyentuhnya lagi. Tapi tak ada alasan aku bisa mempercayaimu. Kau tau pasti tentang ramalan itu."

"Tepat, dan kau juga. Tak ada yang tak tahu akan hal itu. Tapi kalian malah melakukan hubungan itu, bukan?" Sahut Jaehyun. "Dan lagi, jika sosok itu benar-benar bangkit, aku tak sabar untuk bertarung dengannya." Sambung Jaehyun kemudian melangkah pergi.

Namun, tak lama kemudian ia kembali berbalik. "Ah.. anak itu sepertinya sedang kesulitan. Dia memicu kemarahan kekasihku, walau tak bisa dikatakan salahnya."

"Aphrodite tau?"

"Tentu." Jawab Irene cepat.

"Tentu saja kalian harus menyingkirkannya." Printah Irene pada tiga Kharites yang merupakan dewi pesona, pengikut setianya.

Irene menyadari bahwa cahayanya di Sparta mulai melemah, pertanda Kuil Aphrodite di Sparta tak seramai dulu. Entah kemana mereka yang memujanya.

Setelah mengutus salah satu Kharites bernama Aglaia, ia mendapat kabar bahwa rakyat Sparta tengah terpesona dengan sosok lain. Tentu sebagai dewi kecantikan, dia merasa kesal, marah, dan tersaingi.

"Apa kami harus membunuhnya?"

Membunuh? Walau dia membenci seseorang, ia tak sampai hati hingga membunuh. Sungguh berkebalikan dengan watak kekasih yang malah lebih suka membunuh lawan dan berperang.

FATE ╬ KOOKV [END]Where stories live. Discover now