Chapter 11

2.5K 370 25
                                    

Beberapa waktu sebelum kebangkitan Kratos

Seketika saja Persephone bangkit dari kursi di bawah pohon dedalu kala satu peri musim semi membawa suatu kabar yang selama ini selalu dinanti. Ternyata benar akan janji Zeus. Beruntung tak ada Hades disini. Para raksasa di perut gunung Etna kembali mengamuk dan memberontak, maka dari itu sang suami tengah berpatroli dengan kereta emas berkuda hitam ke dunia atas guna memastikan kiranya tak ada jalan menuju dunia bawah yang terbuka.

Tanpa lama menunggu, Persephone segera pergi ke hutan peri musim semi. Hutan dimana bunga warna-warni selalu bermekaran. Kawanan kupu-kupu berwara-wiri menghisap nektar yang tiada habisnya. Selain itu, air terjun berwarna pelangi mengalir dengan tidak begitu deras di atas sebuah sungai dangkal berbatu kristal.

"Selamat datang Persephone." Seorang peri berambut keemasan membungkuk hormat dengan gerakan anggun, Sowon namanya. Dia membawa busur dan panah berbahan perak karena baru saja kembali dari berburu kelinci bersayap ungu. Para peri memang tidak memakan daging, tapi mungkin tidak untuk tamu mereka. Dan lagi, daging kelinci bersayap dapat memulihkan tubuh dengan cepat. Disini hanya Sowon yang pandai berburu, bahkan ia sering ikut berburu bersama rombongan Artemis.

Sang dewi balas melontarkan senyum anggun, "Apa dia baik-baik saja?"

Eunha mengangguk dan tersenyum, "Ya. Baru saja meminum obat."

"Dan dia masih tertidur." Tambahnya seraya membuka salah satu pintu berada tepat dibawah pohon.

Persephone masuk seorang diri. Perlahan, langkah kaki membawa mendekat pada satu-satunya permadani yang ada di kamar itu. Jemarinya bergetar menyentuh pipi putra keturunan yang tidak tumbuh dan terlahir dari rahim sendiri.

"Dionysus." Lirihnya tercekat.

Setitik liquid bening keluar begitu saja. "Kau tumbuh dengan sangat baik dan tampan. Maaf karena membuatmu dalam situasi itu."

Ia duduk di sisi kasur dan mengenggam tangan sang putra dengan sayang, kemudian membenarkan letak selimut yang tersibak. Detik berikutnya, tubuh Persephone membeku kaku. Tepat di ambang pintu, Hades berdiri dengan wajah dingin dan tak bersahabat.

Mata itu berkilat tajam dengan rahang mengeras tanda menahan amarah. Tak pernah sekalipun ia melihat sang suami berekspresi seperti itu. Tidak padanya.

"Chanyeol."

"Kupikir kau lugu dan berbeda, Jisoo." Chanyeol berseru datar.

Jisoo bangkit dari posisi duduk, bermaksud mendekati suami. "Aku bisa jelaskan. Bukan aku yang memulai."

"Tapi kamu membiarkan dia masuk." Kali ini Chanyeol berseru keras. Dia menghantam tembok di sisinya hingga retak dilanjut mengusap rambut sendiri dengan frustasi. Detik berikutnya, ia kembali menatap Jisoo marah dan kesal.

BRAK! PYAR!!!

Sebuah meja melayang dengan sendirinya memecahkan kaca berukuran besar. Tidak hanya itu, api biru membakar kertas-kertas yang berserakan di lantai. Di atas kasur, Jungkook masih terpejam.

Jisoo menatap berkaca dan memohon, "Maaf. Maafkan aku. Aku memang salah, tapi tak bisakah kau menerima Dionysus? Darahmu juga mengalir di nadinya. Dia keturunanmu." Ucapnya dengan suara bergetar.

"Dan fakta bahwa darah Zeus juga ada disana.. Kamu tahu, kepercayaanku selama ini begitu saja runtuh dan itu membuatku menyesal telah memilihmu." Chanyeol hendak pergi meninggalkan Jisoo, namun sebelum itu ada sesuatu yang menjanggal. Ia segera berbalik dan mendekat ke arah ranjang. Benar saja, wajah anak ini sangatlah mirip tak ada beda.

"Kratos." Guman Chanyeol menatap lamat.

Diluar, langit mendadak merah.

"Langit berdarah." Yerin adalah peri yang dikaruniai penglihatan tajam bak oracle. Hanya para peri musim semi dan Persephone yang mengetahui hal ini. Jika sampai terdengar pihak lain, Yerin bisa dibawa oleh para oracle penggila gadis cantik.

FATE ╬ KOOKV [END]Where stories live. Discover now