Chapter 14

3.1K 369 41
                                    

Bentar.. Funfact untuk nama dewa Taehyung yaitu Zedas. Kok nggak pernah dengar nama itu? Dia bukan tokoh terkenal seperti Dionysus ya? Tentu saja bukan, kalian googling juga nggak bakal nemu. Nama itu nggak ada dalam catatan sejarah mitologi Yunani kuno, karena saya ngarang sendiri. Good buat kamu yang sudah mengeluarkan suara. >.<

Kenapa Zedas? Taehyung kan member ke-6 masuk tim debut, jadi saya ambil kata Zeta yang merupakan huruf ke-6 dari abjad Yunani. Nah karena pengucapannya itu /dz/ atau /zd/, maka saya ambil huruf z dan d lalu dipadukan dengan kata zeta ditambah s maka jadilah ZEDAS, Hehe. Huruf Z sendiri artinya percikan; percikan kehidupan. Sesuai dengan darah uri Taetae yang bisa menghidupkan Jeongguk.

Well, sekian dan selamat membaca.

.

.

.

.

Hermes berjalan santai menuju sumber suara keributan diakibatkan dentingan antara pedang dan mungkin saja perisai. Suara itu cukup keras memekakkan telinga hingga tidur siangnya terganggu. Ia mendudukkan diri di kursi tepat sebelah Namjoon. Ikut menatap ke arena lapangan tanding dimana sosok yang pagi ini baru datang ke Olympus tengah berduel melawan robot besi ciptaan Hephaestus.

"Ck. Ck. Buruk sekali." Celetuknya menilai.

"Kau pun dulu lebih parah." Sahut Namjoon datar dan dibalas dengan cengiran kuda.

BUAK!!!

Jungkook terhempas hingga punggungnya merusak beberapa kursi penonton. Pada akhirnya Namjoon berdiri dan menyudahi duel yang berlangsung sejak tujuh jam lalu. Ia memberi arahan pada si robot untuk berhenti menyerang.

"Sudah kukatakan, gunakan otakmu bukan hanya ototmu." Ucap Namjoon seraya mengulurkan tangan, hendak menarik lengan Jungkook untuk bangun dari posisi itu tapi malah di tepis kasar.

"Luka di tubuhmu beregenerasi dengan baik. Sukurlah." Tukas sang dewa tergesit.

Sedang Jungkook menatap aneh ke sosok tak dikenal yang memberinya senyuman secerah matahari. Apa dia tidak lelah tersenyum? Pikir Jungkook. Pasalnya tadi pagi dia juga menyambut dengan senyuman cerah tanpa beban. Sungguh berbeda dengan kebanyakan makhluk immortal disini yang menatap biasa, tajam, atau tersenyum tipis namun dengan mata merendahkan.

"Aku Hermes dan kau bisa memanggilku Hoseok."

"Jungkook." Dirinya memilih untuk menerima uluran tangan itu. Toh, sosok dewa ini sangat ramah dan menyambut baik.

"Kau ingin ke kamarmu? Perlu kuantar?" Tawar Hoseok berbaik hati.

Jungkook menggeleng singkat, "Tidak perlu." Tolaknya dan melangkah menjauh. Mengabaikan Namjoon yang sejak tadi menatap sendu.

Ia terus menyusuri koridor bertiang tinggi dengan taman hijau dan bunga warna-warni di sepanjang sisi. Tidak hanya bunga, tapi juga tanaman strawberry dan anggur yang berbuah dengan lebat dan gemuk. Tiga detik berikutnya, Jungkook menghentikan langkah. Ia menatap penuh selidik pada sosok yang duduk di sisi tembok setinggi betis dalam jarak yang tak begitu jauh darinya.

"Selamat datang di Olympus." Sosok itu mengunyah potongan apel yang baru saja digigit dan menatap intens ke arah Jungkook. Dari pada tatapan penyambutan ramah, itu lebih terlihat sebagai tatapan menilai.

"Benar-benar tak ada beda." Sambungnya lagi.

Jungkook mengerenyit dahi. Memang belum ada satu hari menginjak kaki di kuil ini, tapi ia sering mendengar bisik-bisik mengatakan hal yang sama. Bertanya pada Zeus, tidak ingin sama sekali. "Apa maksudmu?"

FATE ╬ KOOKV [END]Where stories live. Discover now