Chapter 6

3K 415 49
                                    


BRAK!!!

Suga menendang pintu pemandian pribadi Jaehyun tanpa permisi. Tentu dengan suatu alasan.

"Oh hey, saudaraku." Sapa Jaehyun yang tengah berendam di air hangat ditemani oleh lima elf wanita yang memanjakan tubuh.

"Hai, Apollo." Sapa beberapa elf, tak lupa mengeringkan mata menggoda.

Suga mengabaikan mereka, dan hanya menatap tajam Jaehyun. "Sialan kau Jaehyun. Kau menipuku."

Jaehyun tersenyum simpul, "Menipu?" Kemudian dirinya beralih bertanya pada para elf, "Apa wajah tampanku terlihat seperti penipu?"

"Tentu saja tidak, Ares." Jawab mereka bersamaan dan mencium apa yang dapat dicium.

"Keluar kalian semua." Itu Suga yang memerintah dengan datar dan ekspresi jengah, sehingga Jaehyun memberikan isyarat mata pada mereka untuk keluar.

"Tenang, saudaraku. Jadi, apa masalahmu, hm?"

Mendengar kata saudaraku selalu membuat Suga muak, "Ck. Aku tak bodoh untuk tertipu oleh trikmu di Sparta."

"A~, pertumpah darahan disana? Sparta terlalu tenang, jadi aku memainkan kartu itu." Jaehyun meneguk segelas anggur dengan tenang dan elegan.

"Kau---"

"Aku hanya berjanji untuk diam. Dan bukankah tanpa kekasihku sadari, dia malah mengirim anak itu ke tempat yang lebih aman? Mungkin." Sela Jaehyun kemudian.

Suga berusaha menahan amarah. Jika dipikir lagi, benar memang. Jaehyun hanya berjanji untuk tak memberi tau siapapun. Tapi, tetap saja. Suga merasa kesal karena dewa menjengkelkan ini sengaja melibatkan keluarga kecil tak bersalah, hanya demi melihat darah dan perkelahian. Prihal Aphrodite, tentu bukan suatu kebetulan hal itu terjadi.

Sebenarnya apa yang kalian rencanakan, Moirai?!

"Kau. Jangan pernah menyentuhnya." Suga memperingatkan.

"Baiklah, saudaraku. Jadi, apa aku boleh melanjutkan acara ku? Tak baik membuat para wanita lama menunggu, bukan?" Tukas Jaehyun yang tersenyum tenang.

Suga berdecak kecil kemudian berlalu pergi. Tak mengindahkan panggilan Jaehyun yang menawari ikut bergabung. Ia menaiki kereta emas yang ditarik dua ekor unicorn dan terbang menuju kastil milik Jimin.

.

.

.

"Persia, Sparta, Athena. Barang-barang unik dan langka dari berbagai tempat dapat kalian temukan di kapal kami." Seorang bajak laut berambut panjang berteriak di sekitar dermaga kota Troya.

Sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok besar, tinggi dan kokoh sehingga membuat kota itu terlindung dari berbagai serangan lawan yang ingin menaklukkan kota. Dari dermaga, dapat terlihat dengan jelas patung besar Apollo yang berdiri megah dan kokoh di depan gerbang pintu masuk Troya. Ya, rakyat Troya sangat mengangungkan sang dewa penyembuhan. Bahkan tembok besar itu dibangun langsung oleh Apollo dan Poseidon.

"Jangan malu dan ragu, Kami menawarkan barang dengan harga miring." Lanjut si bajak laut tapi tak ada yang mengindahkan tawaran.

Selang beberapa saat, kawan yang berperawakan gendut dan botak menghampiri. "Bagaimana?"

"Seperti yang kau lihat. Tak ada respon."

Si botak menatap lalu lalang orang-orang Troya yang kebanyakan adalah nelayan sibuk sendiri dengan urusan mereka. Tapi, sesaat kemudian matanya menangkap pusat lumbung emas.

"Ayo pergi dari kota ini. Suaraku sudah serak."

"Tunggu." Tahan si botak. "Lihat anak manis dan lugu itu. Kita bisa menjualnya di pasar budak dengan harga sangat mahal."

FATE ╬ KOOKV [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang