Chapter 18

2.8K 359 65
                                    

Berbeda dengan pertempuran sengit dan panas di atas pusaran laut, Taehyung masih terpejam sempurna. Jeongguk memukul tengkuk sosok yang ada dalam dekapannya hingga tak sadarkan diri disaat menyadari tamu tak diundang melewati lembah berkabut. Ia mengangkat tubuh basah Taehyung menuju padang bunga lycoris radiata berkelopak merah.

"Tidur tenang, manis." Jeongguk mendekat menuju leher Taehyung dan menancapkan taring tajamnya. Menyesap darah manis tiada habis sebelum terjun ke medan perang.

"Manis seperti biasa."

Chu

Setelah memberi lumatan pada bibir manis si cantik yang tertidur, ia mengangkat tangan hingga mengeluarkan banyak gulungan panjang kabut hitam. Kabut-kabut itu kembali membelenggu tubuh polos manis miliknya. Ya, tubuh indah ini mutlak miliknya.

Selang beberapa saat, kelopak mata itu bergerak singkat dan menyipit akibat sinar benderang menyilaukan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Selang beberapa saat, kelopak mata itu bergerak singkat dan menyipit akibat sinar benderang menyilaukan. Begitu berhasil menyesuaikan dengan cahaya sekitar, Taehyung mendapati dirinya berada di padang hijau luas yang disinari matahari cerah namun hangat. Kupu-kupu berterbangan saling bertautan menuju padang bunga warna-warni. Netranya menangkap punggung sosok bersayap putih yang tengah menyiram bunga.

"Siapa?" Tanya dengan suara lumayan serak.

Sosok itu meletakkan alat penyiram dan berbalik sembari melempar senyum teduh nan damai, "Morfeus."

Mata Taehyung berkedip-kedip sejenak tanda dilanda kebingungan.

"Biasanya aku mendatangi dalam tidur tanpa menampakkan wujud dan hanya mengingatkan pada kenangan terlupa."

"Jadi, ini hanya mimpi? Kenapa kau datang padaku? Siapa aku sebenarnya?" Jeongguk mengatakan bahwa ia adalah dewa. Dan ya, dirinya memiliki sayap putih seperti Morfeus.

Senyum hangat kembali terbit di bibir dewa mimpi agung itu, "Kau Zedas, putera Apollo dan Artemis. Kadang kala, melindungi seseorang tidak harus dengan berada disisinya."

Morfeus menyentuh kening Taehyung dan seketika mengeluarkan sinar ungu yang memperlihatkan peristiwa demi peristiwa dimulai sejak lemparan kutukan Titan Koios, hubungan kedua dewa kembar, hingga kenapa dirinya harus dititipkan ke Nenek dan takut mendekati laut. Tak ketinggalan perjanjian para dewa Olympus dengan Jeongguk yang bernama lain Kratos, serta keberadaan Jungkook di kuil Olympus dan fakta tersembunyi akan jati diri sang kekasih.

Taehyung bernafas tak beraturan kala potongan-potongan ingatan itu tak terlihat lagi. Kisah berbeda namun saling terhubung satu dengan lain. Seperti rangkaian benang jaring sarang laba-laba yang diuntal sedemikian rupa dengan sangat cermat. Memiliki banyak ujung sisi jaring, tapi berpusat pada satu titik.

"Kau benar, kadang kala dewa tidaklah bijak." Morfeus kembali berucap.

"Kenapa kau baru datang padaku?"

"Karena Kratos selalu disisimu. Bahkan terkadang aku tak mampu menyelinap. Kau adalah keturunan dewa dan beberapa dewa memiliki kekuatan anugrah. Lihatlah jauh ke dalam dirimu, apa yang kau miliki." Morfeus kembali mengangkat tangan membuat lingkaran kabut putih bercahaya menyerupai cermin. Disana, Taehyung dapat melihat duel maut antara sosok sama rupa. Jungkook dan Jeongguk.

FATE ╬ KOOKV [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora