13. Arletta and Thestral

1K 145 3
                                    

Happy Reading 🧸🤍




Fifth Year

Setelah acara makan malam dirumah Sirius Black, Arletta langsung pamit untuk pulang tidak mungkin ia akan menginap disana, bisa-bisa ia kena marah habis-habisan oleh Agara karena tidak izin.

Besoknya rasa penasaran Arletta semakin besar dan ia ingin segera menanyakan hal yang baru ia ketahui bahwa kedua orang tuanya dulu adalah anggota Orde Phoenix.

Belum sempat Arletta bertanya, Amélie jatuh sakit. Bukan sakit yang parah atau diguna-guna, ia hanya demam sampai beberapa hari. Karena hal itu Arletta mengurungkan niatnya untuk bertanya, takut kalau pertanyaannya adalah pertanyaan yang sensitif.

☁️☁️

"Hey, Guys!" Sapa Arletta yang membawa buku sketsanya dan Neville yang membawa tanamannya.

"Hai, Nev, Arl." Jawab The Golden Trio kompak.

"Apa itu?" Tanya Harry.

"Apanya yang apa?" Tanya Ron balik.

"Itu, yang menarik keretanya." Arletta membelakkan matanya tidak percaya.

"Kau bisa melihatnya?" Harry mengangguk.

"Apanya yang bisa dilihat?" Tanya Hermione.

"Makhluk itu! Saat pertama kali aku ke Hogwarts kukira aku gila karena cuma aku yang bisa makhluk ini." Jelas Arletta.

"Tidak ada makhluk apapun disini, Arl. Dan tidak ada juga yang menarik kereta ini." Hermione mencoba meyakinkan Harry dan Arletta kalau mereka tadi salah lihat.

"You're not going mad. I can see them too, you're just as sane as iam." Ujar gadis berambut pirang panjang yang duduk manis di kereta sambil membaca majalah. Eumm... Dengan terbalik.

Kemudian mereka duduk dikereta yang diduduki gadis berambut pirang tadi.

"Everyone, this is Loony Love-"

"Luna Lovegood." Terlihat rasa sedikit bersalah dari wajah Hermione.

"Interesting necklece." Puji Hermione.

"Ini jimat, sebenarnya untuk mengusir para Nargke. Aku lapar, aku harap di sana ada puding."

••

"Selamat malam, anak-anak. Sekarang, kita punya dua perubahan di bagian staff tahun ini kami senang atas kembalinya Professor Grubby-Plank yang akan mengajar Pemeliharaan Satwa Gaib sementara Professor Hagrid pergi."

"Kita juga menyambut guru baru untuk Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Professor Delores Umbridge."

"Lihat pakaiannya sangat mengerikan, seluruh warna pink melekat pada tubuh buntalnya." Bisik Susan.

"Aku jadi jijik dengan warna pink." Desis Hannah dan diiringi kikikan dari dua gadis disebelahnya.

"Dan aku yakin kita semua berharap semoga ia berhasil. Seperti biasa penjaga kita, Mr. Flich memintaku untuk mengingatkan kalian..." Lalu si pink Umbridge berdiri dari kursinya dan berjalan kedepan.

"Terima kasih, Professor atas kata sambutannya. Dan betapa senangnya melihat wajah cerah kalian tersenyum gembira padaku."

"Aku yakin kita semua akan menjadi sahabat baik. Ministry of Magic selalu menganggap pendidikan untuk penyihir-penyihir muda itu sangat penting."

"Meskipun masing-masing kepala sekolah telah membawa sesuatu yang baru untuk sekolah bersejarah ini. Pengembangan dengan alasan apapun harus dihentikan. Mari kita pertahankan apa yang harus dipertahankan sempurnakan apa yang bisa disempurnakan dan menghentikan kegiatan yang harus dihentikan."

☁️☁️

"Hai, Arl." Panggil Harry.

"Hai, Harry. Sedanga apa kau kemari?"

"Aku hanya jalan-jalan biasa habis dari rumah Hagrid. Kau sendiri, sedang apa kau disini?" Tanya Harry balik.

"Aku sedang mencari objek untuk menggambar. Aku bosan berada di asrama terus." Perjalanan mereka terhenti saat melihat Luna berdiri sendirian sambil memandang makhluk kemarin. Lalu mereka berjalan menuju Luna.

"Hello, Harry and Arletta." Arletta langsung memandang Harry bingung, bagaimana gadis ini bisa tahu kalau itu mereka tanpa melihat kebelakang sama sekali.

"Hai... Kakimu, apa tidak dingin?" Tanya Arletta.

"Sedikit. Sayangnya semua sepatuku menghilang secara misterius. Aku yakin Nargle dibalik semua ini." Ucap Luna.

"Apa itu?" Sekarang Harry yang bertanya.

"Mereka disebut Thestral. Mereka cukup lembut, tapi orang-orang menghindari mereka sebab mereka sedikit... Berbeda." Jelas Luna.

"Tapi mengapa yang lain tidak bisa melihat mereka?"

"Mereka hanya bisa dilihat oleh orang yang sudah melihat kematian." Jelas Luna.

"Apa?" Arletta sedikit bingung dengan penjelasan Luna.

"Jadi kau pernah melihat seseorang meninggal?" Tanya Harry lagi.

"Ibuku, dia penyihir yang cukup handal tapi lebih suka bereksperimen. Dan disuatu hari, satu mantranya gagal. Aku masih berumur sembilan tahun."

"Aku turut bersedih. Tapi... Aku sama sekali belum pernah melihat kematian." Ucap Arletta.

"Maaf kalau kata-kataku membuatmu tersinggung, tapi... Kau pernah bilang kalau ayahmu sudah meninggal kan, Arl?" Tanya Harry.

"Itu benar papaku sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu, tapi aku tidak melihat kejadiannya saat meninggal. Aku saja tidak sempat untuk melihat wajah terakhirnya sebelum dimakam kan, karena saat itu aku sedang sakit." Jelas Arletta.

"Jadi... Bagaimana kau bisa melihat Thestral, sedangkan kau belum pernah melihat kematian sama sekali?" Tanya Luna.








Haii!! Gimana chap kali ini? Semoga kalian suka ya.

Jangan lupa vote dan comment!!
Love u readers!!

Nyctophilia || Draco Malfoy [Completed]✓Where stories live. Discover now