Good Guys

1.7K 432 209
                                    

Playlist for this chapter:

Good Guys - LANY

🌹🌹🌹

Jaya duduk di kasur UGD sebuah rumah sakit.

Beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri, terutama bagian wajah. Luka memar yang kentara tampak di tulang pipi, hidung, serta pelipis. Jaya harus bernapas lewat mulutnya karena kalau lewat hidung sakit.

Seorang perawat sedang membersihkan dan mengobati luka - lukanya.

"Jantung Papi mau copot pas denger Lucas bilang kamu di rumah sakit," ujar Aditya, Papinya Jaya.

Musisi indie itu sedang sibuk di studio musiknya saat ditelepon Lucas. Apalagi katanya Jaya habis berantem. Seumur hidup belum pernah dia lihat Jaya berantem. Soalnya Jaya itu anak yang kalem, nggak banyak omong, cuek. Kayanya mau diledekin gimana pun juga biasanya bodo amat.

"Sorry Om, habis tadi Lucas panik," ujar Lucas yang duduk di kursi dekat kasur Jaya.

Lucas tadi nungguin Jaya di parkiran El Loco sambil nyebat. Katanya Jaya mau ke toilet dulu sebelum mereka cabut. Tapi setelah Lucas menghabiskan satu batang rokok, Jaya belum juga muncul. Lucas pun inisiatif untuk nyariin. Alangkah kagetnya Lucas pas nemuin Jaya lagi digebukin Gandhi di lorong toilet.

Untungnya di saat yang bersamaan Johnny datang bersama security untuk melerai kedua orang itu.

Lucas kemudian membawa Jaya ke rumah sakit, sementara Gandhi diantar temannya.

"Makasih banyak ya Cas." Aditya menepuk pundak Lucas.

"Sans Om," balas Lucas.

Aditya terkekeh. "Mana bisa sans kalau Jaya bonyok begini. Ngomong apa ntar sama Mami?"

"Jangan kasih tahu Mami," kata Jaya.

"Nggak kasih tahu gimana? Mami pasti heran ngelihat muka kamu kek gitu!" Seru Aditya seraya memperhatikan Jaya yang beberapa kali meringis saat perawat mengoleskan obat ke luka di wajahnya.

"Kalau Mami tahu aku berantem pasti nggak dibolehin ke El Loco lagi," Jaya berujar pelan, menghindari tatapan tajam ayahnya.

Aditya menghela napas. Istrinya sejak awal tidak suka Jaya belajar nge-DJ di club. Cuman Aditya yang ngedukung dan ngebelain Jaya.

"Bilang aja aku habis jatuh dari panggung." Jaya mengutarakan idenya.

Aditya berdecak, "kamu pikir Mami bakal percaya?"

"Ya Papi bantuinlah." Jaya menatap memohon ke arah Papinya. "Please."

Kalau anaknya udah sampai memohon gitu, Aditya pasti luluh. Namanya juga anak tunggal, jadinya gampang diturutin.

"Ya udah. Papi pergi bayar - bayar dulu, habis itu kita pulang." Aditya mengikuti perawat yang telah selesai merawat Jaya.

Jaya mengangguk sebagai respon. Kepalanya pening. Dia baru saja akan merebahkan diri ketika seorang cewek datang dan menarik gorden menutup area tempatnya dirawat.

"Lucas, gue mau ngomong berdua sama Jaya," ujar Lucy setelah membuat sekeliling mereka terhalang dari pandangan orang lain di UGD.

Lucas yang sedang membalas chat di grup One Direction, mendongak dan agak terkejut dengan kehadiran Lucy. Dia pikir yang nutup gorden suster.

"Oh oke." Lucas melirik sekilas ke arah Jaya sebelum beranjak. Dia cuma bisa berharap Jaya nggak semakin sakit hati.

 Dia cuma bisa berharap Jaya nggak semakin sakit hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
To All The Girls We LoveWhere stories live. Discover now