Bertaruh

748 194 90
                                    

Playlist for this chapter:

Taruh - Nadin Amizah

🌹🌹🌹

It was a game.

And for Javin, it is still a game.

Kata - kata yang meluncur dari mulut Javin selalu manis. Tatapan matanya masih bikin Sally merasa dia adalah orang paling berarti di dunia ini. Dan di hadapan kamera, mereka adalah pasangan paling serasi. Bahkan Jeno dan Amelia yang selama ini disebut sebagai couple goals aja kalah sama Javin dan Sally.

Namun sekarang, Javin is not the only one who knows how to play this game of heart.

Sally juga tahu.

Javin bukan satu - satunya yang pandai berbicara, juga bukan satu - satunya orang dalam hubungan ini yang pintar memanfaatkan situasi.

"Bikin konten QnA yuk! Ditagih mulu nih sama fans gue," ujar Javin.

"Boleh, tapi upload-nya harus di Youtube gue," balas Sally tanpa mendongak dari ponselnya. 

Mereka berdua sedang berada di sebuah salon elit di pusat Jakarta.

Sally treatment rambut. Javin semir. Keduanya ditinggal sama hair stylist mereka sementara nungguin serum dan warnanya meresap.

Tentu saja kegiatan ini diabadikan dalam vlog. Ya kali nggak ngonten.

"Nggak bisa dong. Ini 'kan ide gue. Yang minta juga fans gue."

"Fans gue juga nagih." Sally mendongak untuk mengecek pantulan dirinya di cermin. "Kalau di-upload di Youtube lo, gue dapet bagian berapa persen?"

Javin mendecih. "Bikin 2 part aja, part 1 di gue, part 2 di elo."

"Part 1 di gue, part 2 di elo," sahut Sally.

"Deal or we are not doing any QnA." Sally akhirnya menoleh untuk menatap tajam mata Javin yang sudah lebih dulu memperhatikannya daritadi.

Video part 2 jumlah view-nya selalu kalah dari part 1. Otomatis profit yang didapat juga bakal lebih sedikit.

"Oke," kata Javin.

Tapi bukan Javin namanya kalau dia kalah begitu saja. 

"Tapi semua pertanyaannya gue yang milih," tambah Javin.

"Silahkan," balas Sally enteng. Lagi - lagi tanpa memandang Javin sehingga ia luput akan seringai cowok itu.

🌹🌹🌹

"Harus banget pakai ini?" Sally memandang kesal kaos bertuliskan PETIR SQUAD yang dikenakannya.

"Kenapa? Baju keren begini!" Javin tampak bangga mengenakan kaos signature keluarganya.

Sally sebenarnya nggak ada masalah sama Petir Squad. Keluarga Javin baik banget sama dia. Sally cuma nggak suka sama Javin doang. Makanya selalu cari hal buat protes.

"Hai guys!!! Balik lagi sama gue Javin Petir dan cewek gue..." Javin mengarahkan jempolnya ke Sally yang berbagi sofa sama dia.

Sally menyapa kamera dengan senyum lebar. "Sally!!!"

"Hari ini kita bakal jawab - jawabin pertanyaan yang udah kalian kasih lewat IG gue." Javin mulai intro. Basa - basi dikit.

"Yang pertama nih. Siapa yang paling gampang ngambek? Terus gimana redain ngambeknya?" Javin membacakan pertanyaan dari layar iPhonenya.

To All The Girls We LoveWhere stories live. Discover now