Realisasi

853 190 42
                                    

***Mohon abaikan semua timestamp yang ada di chat.***

🌹🌹🌹

Begitu sampe rumah Yerinita rasanya pengen cabut lagi aja.

Belum juga masuk ke dalam, Yerinita udah bisa dengar suara kedua orang tuanya bertengkar.

Dengan lesu Yerinita membuka pintu dan menaiki tangga menuju lantai 2. Dia yakin Mama Papanya nggak tahu kalau dia udah pulang.

Yerinita tadinya mau langsung ke kamarnya, tapi kemudian dia balik badan dan masuk ke kamar adiknya.

"Woy," panggil Yerinita pada Renata yang lagi tiduran pakai headset.

Renata mengerling ke arah kakaknya terus lanjut nonton lagi di ponselnya.

Yerinita maksa berbaring di samping Renata. Membuat Renata menggerutu kesal karena harus geser biar Yerinita dapat tempat.

"Ngapain sih lo di sini?"

"Lo nggak kangen gue apa?"

"Najis," desis Renata.

"Kemaren - kemaren mereka berantem juga?" Tanya Yerinita, mengacuhkan komentar sebelumnya.

Renata mengangguk.

Yerinita menghela napas panjang.

Capek banget asli. Mendengarkan pertengkaran yang sama berulang kali dari tahun ke tahun.

Orang tua Yerinita sama - sama bekerja. Hidup mereka sebenarnya sangat berkecukupan. Yang jadi masalah adalah, Papa Yerinita nggak cuma harus menghidupi keluarga kecilnya, tapi juga nalangin keluarga Kakaknya yang nggak bekerja. Terus Papa Yerinita juga selalu jadi satu - satunya orang yang menanggung biaya pengobatan Nenek Yerinita padahal saudara Papanya ada 3. Tapi yang lain selalu masa bodoh. Semua dilimpahkan ke Papa Yerinita yang iya - iya aja kalau disuruh.

Itulah sumber pertengkaran orang tuanya. Mama Yerinita sering menegur dan mengingatkan kalau Yerinita dan Renata juga berhak untuk punya dana lebih demi masa depan mereka. Menurut sang Mama, Papa mereka lebih mentingin keluarga yang lain ketimbang anak sendiri.

Masalah ekonomi dalam keluarga selalu rumit. Apalagi kalau kurang.

Sejak kecil Yerinita sudah sering mendengar keributan itu sehingga tanpa sadar dia jadi mikir kalau minta uang ke orang tuanya itu adalah hal yang mustahil. Makanya Yerinita selalu berusaha mendapatkan beasiswa.

Setidaknya biar dia nggak usah dengar orang tuanya bertengkar masalah dana pendidikan yang emang nggak murah.

"Gue nggak sabar kuliah Kak," kata Renata.

"Kenapa?"

"Biar gue bisa cabut dari rumah ini." Renata meletakkan ponselnya. "Harusnya kemaren lo cari kuliah yang jauh. Kalau perlu sekalian ke luar negeri. Jadi lo bisa kabur dari sini," jelas Renata.

Yerinita merentangkan tangannya ke atas, menguap lebar.

"Harusnya gue audisi jadi idol aja sih," balas Yerinita yang kemudian ditimpuk bantal sama Renata.

"Dah balik sono ke kamar lo!" 

Yerinita mengumpat pas ditimpuk terus nimpuk balik Renata dengan keras sebelum lari ke kamarnya.

🌹🌹🌹

Yerinita baru lihat pesan dari Lucas saat dia bangun keesokan paginya.

Matanya langsung segar pas lihat nama Lucas tertera di notifikasinya.

Matanya langsung segar pas lihat nama Lucas tertera di notifikasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To All The Girls We LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang