Prompose

750 181 68
                                    

Meski masih muda, Amelia nggak pernah mencla - mencle dalam mengambil keputusan. Dia selalu memikirkan matang - matang setiap hal yang dia lakukan dalam hidupnya.

Satu dari sedikit hal yang Amelia lakukan secara impulsif adalah menerima ajakan Jeno buat pacaran waktu mereka masih kelas 7.

Pada saat itu Amelia memang masih kecil. Dia juga nggak diberi kesempatan untuk berpikir.

Soalnya Jeno nembaknya di tengah acara lomba voli yang ditonton sama anak - anak seangkatan. Amelia jadi merasa pressure banget harus mengiyakan Jeno. 

Tapi nggak usah khawatir, Amelia sama sekali nggak menyesali keputusannya. Dia cuma menyampaikan ke Jeno untuk jangan lagi bikin heboh kayak dulu.

"Nanti kalau kamu mau lamar aku jangan di tengah keramain kek pas nembak ya," ucap Amelia di sebuah restoran mewah, tempat mereka merayakan anniversary yang ke-4 beberapa waktu lalu.

"Kenapa?"

"Aku 'kan jadi nggak bisa nolak."

"KAMU BAKAL NOLAK KALAU AKU LAMAR???" Jeno kaget banget sampai nggak sadar kalau suaranya mengeras.

"Sssshhhhtttt!" Amelia mengingatkan dengan jari telunjuk di atas bibirnya. "Ya nggak tahu. Tapi pokoknya jangan beramean. Malu." Kata Amelia kemudian.

Amelia nggak terlalu suka jadi pusat perhatian. Meskipun bisa aja dia jadi selebgram gaul seperti Javin, dia memilih untuk fokus sekolah dan update sosmed seperlunya aja. Malahan kayaknya Amelia lebih sering muncul di IG story Javin ketimbang di account-nya sendiri.

Amelia juga nggak terlalu suka hubungannya dengan Jeno jadi konsumsi banyak orang. Dia lebih suka menyimpan momen - momen penting dalam hidupnya untuk dirinya sendiri. Posting di sosmed boleh sih, tapi dilakukan setelah beberapa waktu kemudian. Nggak langsung on the spot bikin live.

Hari ini, Jeno ke rumah Amelia buat masak - masak bareng. Mereka gabut banget setelah selesai ujian.

Dapur keluarga Amelia yang luas itu sedang diisi suara daging dipukul - pukul. Amelia rencananya mau masak steak. Gaya bener emang, padahal pernah masak telor goreng gosong.

Jenonya sibuk nyuci sayur - sayuran yang mau dibikin salad.

Western night kalau kata Amelia.

Di tengah kegiatannya menggetok daging supaya jadi lembut itu Amelia dikejutkan oleh cipatran air di mukanya.

"Heh ngapain?!" Amelia melotot ke tersangka yang nggak tahu diri itu. Siapa lagi kalau bukan Jeno.

Cowok itu tersenyum sambil mengangkat sejumput selada yang baru dicucinya.

"Sabtu depan kosong nggak?" Tanya Jeno.

"Kenapa emangnya?" 

"Mau ke prom sama aku?"

"Pake nanya lagi. Emang kalau nggak sama aku mau sama siapa hah?" Balas Amelia.

"Sama Javin mungkin?"

"Hmm... sekalian aja suruh dia jadi pendamping wisuda kamu, terus pendamping pelaminan kamu."

Jeno berjengit membayangkan dirinya dan Javin duduk bersama di pelaminan. "Idih ogah!"

"Yang bener?" Cibir Amelia.

"Bener! Aku mau ke prom sama kamu. Aku mau kamu yang jadi pendamping wisuda aku. Terus kamu juga yang duduk di pelaminan sama aku," tegas Jeno.

"Amin deh," kata Amelia sebelum kembali memukuli daging.

DOK!

DOK!

To All The Girls We LoveWhere stories live. Discover now