Chapter 57

3.7K 247 142
                                    

Alvaro• pernah ada rasa tapi tak sempat memiliki.

Nad!

Ada apa Roo?

Bisa ketemu nggak malam ini, itu pun kalo lo mau.

Bentar gue lihat jadwal gue malam ini.

(Dalam hati Nadia bersorak girang)

Enggak ada. Mau kemana nih, mau ngajak ngapain Roo.

Lo dirumah aja jangan kemana mana biar gue yang jemput lo.
Makasih Nad.

Oh okeh, sama sama, tapi perasaan gue nggak ngasih lo apa apa.

Tidak bisa menyimpan rasa gembiranya, Nadia lantas teriak teriak nggak jelas sambil lompat lompat diatas kasurnya.

Beberapa saat kemudian Ia teringat.

"Astaghfirullah, kok gue seneng sih, ingat Nadia jangan geer tetep jaga sikap nanti," gumamnya pada diri sendiri.

****

Nadia sudah menunggu daritadi pintunya diketuk, bahkan dengan sengaja Ia berdiri bersandaran pintu, udah kayak satpam aja.

Melirik arloji ditangannya, kok lama banget.

"Ngapain kamu didepan pintu gitu Nad," tanya Nayla yang menangkap gerak gerik aneh anaknya, oh harusnya Nayla nggak usah heran, Aneh adalah ciri khas Nadia kan.

"Eh mama." Nadia gugup, ekspresinya kayak maling mangga yang ketangkap basah. "Lagi liatin cicak aja, hehehe." Ia mengaruk tengkuknya yang gak gatel.

"Mau kemana kamu malem malem gini?" tanya Nayla penuh selidik. "Bukannya besok udah ulangan semesteran ya, belajar gih, cowok mulu yang dipikirin, Nad Nad Mamah capek bilangin kamu mulu."

"Sebentar kok Ma, Yah Yah, ini penting." Bujuk Nadia.

"Sama siapa?"

"Calon mantu idaman mama kok, tapi yang nggak jadi." Nadia tersenyum getir menginggat rasa cinta pada Alvaro sekarang malah lebih besar, padahal dulu Nadia bahkan umpet umpetan cuma gara gara saking nggak maunya ketemu sama Alvaro.

"Jam 8 udah harus pulang, habis itu belajar jangan malah tidur." Akhirnya sang macan mengizinkan dengan syarat.

Nadia tersenyum lebar hingga menampilkan giginya yang rapi nan putih. "Ahsiap Ibu negara."

Nayla pergi kedapur meninggalkan Nadia yang masih menunggu.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam." Jawab Nadia dengan penuh semangat dari dalam.

Nadia membukakan pintu, wajah gembiranya Ia setting dengan secepat kilat menjadi biasa aja, jangan sampe kelihatan kalo Ia daritadi nungguin sambil senyum senyum sendiri bisa turun harga dirinya dipasaran.

"Hai," tegur Nadia.

Nadia melotot, matanya membesar, Ia terkejut dengan perlakuan Alvaro yang tiba tiba memeluknya spontan. Tanpa berniatan melepaskan pelukan Alvaro, Nadia mengusap punggung laki laki itu, rasanya juga ini yang Nadia inginkan, tidak bisa dipungkiri lagi Ia juga kangen berat sama Alvaro cuma Nadia tidak bisa mengutarakannya sekarang menginggat Alvaro bukan siapa siapanya lagi.

Hangat dan nyaman serta wangi Alvaro yang begitu membuat Nadia enggan meronta lepas dari pelukan laki laki itu.

Ekhem..

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang