7. Kafe milik Devin

177K 18.5K 1.1K
                                    

Haii, Halo... Assalamualaikum!


Sebelum membaca jangan lupa vote⭐ dan komen💬 yah.

Dan yang belum follow Author buruan follow, supaya dapet notif kalau Author update

Happy Reading 💚


"Lo tinggal satu apartemen sama Devin?"

"Pernah tidur sekamar?!"

Alika membesarkan kedua bola matanya. Tangan Alika membekap mulutnya sendiri. Keceplosan... Batin Alika.

"Lo sebenarnya ada hubungan apa sama Devin?" tanya Revi.

"De-Devin sama Alika..."

Tiba-tiba saja Devin datang, dan langsung mengambil duduk di sebelah Alika. "Kepo," ujar Devin pada Revi.

"Rese banget sih," balas Revi.

"Lo berdua beneran tinggal satu apartemen?" tanya Tasya. Sifat keponya memang tidak bisa di hilangkan dan di pendam. Selalu keluar setiap saat.

Devin dan Alika tidak menjawab, sama-sama diam. Devin yang belum ingin memberi tahu, dan Alika yang tidak berani memberi tahu.

"Diem artinya iya," timpal Lita, "lo berdua enggak ada apa-apa, atau ngapa-ngapain 'kan?"

"Gak ngapa-ngapain," jawab Devin jujur.

Alika memperhatikan Devin dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Merasa diperhatikan, Devin balas menatap Alika balik.

Alika kembali mengalihkan pandangannya. Ingatkan Alika, bahwa ia masih marah kepada Devin karena tadi pagi Devin berkata bahwa Alika cocok menjadi Babi ngepet.

Tiba-tiba Alika berdiri dari duduknya. "Alika duluan kekelas."

"Loh, kenapa buru-buru? Nanti aja, masih lama kok masuknya," ujar Bila yang tidak mengerti keadaan.

"Alika mau ke toilet," kilah Alika. Tanpa memperdulikan mereka lagi, Alika langsung pergi dari kantin.

"Hayo..... Devin! Alika marah sama lo, tau," ujar Tasya pada Devin.

Devin mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Gara-gara tadi pagi lo bilang kalau dia cocok jadi Babi ngepet," sahut Lita.

"Masih marah?" tanya Devin. Kepalanya berputar kearah tubuh Alika yang sudah menghilang dibalik tembok.

*****

Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, kelas XI IPA 1 pun sudah lenggang oleh para murid karena masing-masing sudah beranjak pulang.

Sedangkan Alika dan Devin masih berada di dalam kelas.

"Gak ada niatan mau minta maaf?" tanya Alika, menyindir cowok yang berada di sebelahnya--Devin.

"Enggak," sahut Devin, "kenapa harus minta maaf?"

Alika mengeluarkan nafasnya kasar. "Devin enggak ngerasa bersalah sama Alika?!"

"Bagian mana yang salah?" tanya Devin dengan suara yang sangat tenang, persis seperti tidak mempunyai salah sama sekali.

"Devin bilang Alika cocok jadi Babi! Nggak inget?!"

"Oh," kata Devin. Cowok itu hanya menanggapi dengan santai dan singkat.

"Minta maaf sama Alika!"

ALIKA & DEVIN ( TAMAT ) Where stories live. Discover now