25. Demam (2)

152K 15.8K 3.2K
                                    

Assalamualaikum, hai-hai, Halo!

Kalian semua luar biasa epribadeh! Leci minta komen 500, di kasih 1000 dong😭👍

Makasih banyak ya yang udah komen di part sebelumnya...

Sesuai janji, Leci Update lagi malam ini😊 seneng nggak?

Pesan Leci, saat baca ini, siapkan guling buat di peluk dan di gigit, jangan teriak-teriak yah! Entar di marahin emak.

.

.

.

Jangan Lupa Vote⭐ dan Komen💬

Happy Reading💚

Alika menggiring Devin masuk ke dalam apartemen dengan membawa tas cowok itu.

"Duduk dulu, atau langsung ke kamar?" Sebenarnya Alika menginginkan untuk duduk di sofa dulu, pundaknya saat ini terasa pegal karena membawa dua buah tas sekaligus.

"Langsung ke kamar."

Alika mendegus pelan, namun tetap melanjutkan langkah untuk pergi ke kamar mereka.

Setelah membantu Devin duduk, Alika berdiri di samping cowok yang terbaring di ranjang itu.
"Devin tunggu sebentar, ya? Alika siapin air hangat dulu buat Devin mandi."

"Nggak usah, gue---"

"Devin bisa nurut aja nggak?! Devin itu lagi sakit, jangan keras kepala."

"Iya," ujar Devin akhirnya.

💊💊💊

Setelah menyiapkan air hangat untuk Devin mandi, Alika meletakan pakaian untuk Devin di atas kasur supaya memudahkan cowok itu untuk ganti baju.

Saat Devin masih mandi, Alika berjalan ke arah dapur lalu mencoba memasakkan Devin bubur.

Setelah bermenit-menit, akhirnya Alika selesai dengan bubur yang di masaknya dengan susah payah. Cewek itu kemudian kembali ke kamarnya.

Alika meletakan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih ke atas nakas, sedangkan dirinya duduk di ujung kasur---tempat Devin berbaring saat ini.

"Devin... Makan dulu, yah?"

Devin membuka matanya, cowok itu mencoba untuk duduk namun di tahan Alika.

"Nggakpapa, Devin baring aja... Biar Alika yang suapin Devin."

"Gue bisa makan sendiri."

"Devin..." Alika menatap Devin dengan bibir yang mengerucut.
"Devin lagi sakit. Nurut sama Alika, yah? Berantemnya nanti aja, kalau Devin udah sembuh... Alika khawatir sama Devin, Alika takut Devin kenapa-napa." Mata Alika sudah berkaca-kaca.

Terserah mau di bilang cengeng, lemah, atau apa. Alika tidak peduli. Yang Alika pedulikan saat ini adalah kesehatan Devin. Alika sangat khawatir kalau Devin jatuh sakit.

"Jangan nangis," ujar Devin lembut.

Alika dengan cepat menggosok kedua matanya dengan punggung tangan.
"Alika enggak nangis kok..."

ALIKA & DEVIN ( TAMAT ) Where stories live. Discover now