[39] - Pacar

10.9K 1.1K 109
                                    

Al melangkahkan kakinya kearah sekret BEM untuk mengistirahatkan badan dan juga pikirannya. Dia baru saja selesai melaksanan UTS untuk mata kuliah yang tidak sempat dia ikuti karena alasan sakitㅡkecelakaan.

Berbicara tentang kecelakaan yang dia alami beberapa waktu silam, itu terjadi karena dia berusaha menghindari pemotor yang ingin belok ke kanan tetapi menyalakan lampu weser ke kiri yang membuatnya tak bisa menahan kendali motor dan terjatuhㅡsalah satu alasan lain sepertinya karena dia sudah lama tidak menggunakan kendaraan beroda dua itu yang membuatnya sedikit lupa bagaimana mengendalikannya.

Untung saja dia tidak mengalami luka serius, hanya kakinya saja yang membengkak serta terdapat luka-luka lecet lainnya.

Dan alasan itulah yang dia pergunakan kepada dosennya sewaktu meminta ujian susulan yang untung saja dosennya bisa mengerti dan berbaik hati meluangkan waktunya.

Ya walaupun semua UTS susulannya dilaksanakan di hari yang bersamaan dan seakan tidak memberinya jeda untuk beristirahat tetapi setidaknya dia tidak kehilangan nilai untuk UTS pada semester ini.

Bukan bagaimana tetapi cowok itu sudah tertinggal banyak pelajaran karena terlalu fokus organisasi pada semester lalu yang tentu saja membuatnya harus mengulang matkul tertentu, dan Al sudah kapok untuk mengulang mata kuliah.

Dia sudah berada didepan pintu sekret BEM saat langkahnya harus terhenti karena nama orang yang sudah lama tidak dia lihat eksistensinya terdengar ditelinganya.

"Hah serius lo Bintang digituin?" Itu suara Helen, entah pertanyaan itu ditujukan untuk siapa dan konteksnya kemana tetapi hal itu mampu membuat perhatian Al sepenuhnya terarah pada pembicaraan kedua cewek itu, bahkan dia melupakan tujuan pertamanya tadi datang ke sekret.

"Iya ih, gue kan dateng pas hari pertama kader, terus gue liat si Friska marahin si maba ini bilangin dia cewek kegatelan gitulah."

Al bisa menyimpulkan bahwa orang yang tengah berbincang atau lebih tepatnya bergibah bersama Helen adalah Ina yang notabenenya juga merupakan teman seperjurusan Helen, tetapi ucapan Ina tadi mampu membuatnya bertanya-tanya. Cewek kegatelan? Siapa yang dia maksud cewek kegatelan?

Helen berdecak, "si Friska emang suka berulah sih, kan kasian Bintang dipermaluin kayak gitu," ujarnya sarat tak suka.

"Makanya! Mana udah nyebar lagi ceritanya ke jurusan akuntansi kalau Bintang cewek kegatelan gara-gara nembak Andreo."

Helen mendengus, "gue juga awalnya tadi gak ngeh kalo cewek kegatelan yang dimaksud tuh ternyata si Bintang."

"Siapa yang kegatelan?" Al mengernyitkan keningnya saat kakinya melangkah memasuki sekret yang membuat Helen dan juga Ina terlonjak kaget dan berbalik kearah Al sepenuhnya.

"Al? Lo nguping ya?" Tanya Helen masih kaget karena kedatangan cowok itu.

Sementara Al berdecak tak sabaran, "jawab pertanyaan gue deh, siapa yang kegatelan dan ada apa sama si Friska Friska ini?"

Ina mendengus, "gausah kepo deh lo,"

"Gue serius Na," ujar Al datar yang membuat Ina bergidik melirik Helen yang juga terlihat kebingungan.

"Bintang maba jurusan akuntansi, ada berapa maba yang namanya Bintang di jurusan akuntansi?" Tanya Al lagi.

Walau sebenarnya cowok itu sudah bisa menghubungkan potongan-potongan percakapan antara Helen dan Ina tadi dan kearah mana pembicaraan mereka, belum lagi saat nama Andreo muncul ditengah pembicaraan mereka berdua yang semakin memperkuat dugaannya.

Sebenarnya Helen berniat untuk menyembunyikan cerita ini dari Al, tetapi melihat aura Al yang mencekam bisa membuat Helen berpikir bahwa cowok itu tidak suka Bintang disebut sebagai cewek kegatelan

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang