[49] - Fell

9.1K 945 83
                                    

Hari itu mood Bintang jelek.

Sangat jelek karena seakan-akan semesta tidak berpihak kepadanya.

Awal mulanya karena dia dilarang masuk ke kelas dengan alasan terlambat, padahal dia hanya telat dua menit.

Alasan kedua karena dia lupa membawa flashdisk berisikan file PPT yang akan dia presentasikan bersama teman kelompoknya, yang membuat dia harus membuat ulang PPT tersebut.

Alasan ketiga berkaitan dengan alasan kedua, yaitu karena teman-temannya seakan menyalahkannya karena dia lupa membawa flasdishk tersebut. Padahal, selama pengerjaan tugas kelompok, dia yang berkontribusi paling banyak dalam hal tenaga dan juga pikiran.

Ketiga hal tersebut berhasil dia lalui tentu saja, tetapi moodnya seakan tidak membaik begitu saja.

Dia perlu penenang.

Maka dari itu sembari menunggu jadwal kelas selanjutnya, dia ngacir ke kantin untuk membeli sebotol green tea berharap moodnya akan membaik setelah meneguk minuman berperisa tersebut.

Tetapi semesta seakan-akan masih tidak berada di pihaknya saat dia sudah siap untuk mengambil botol minuman berwarna hijau tersebutㅡyang sayangnya hanya tersisa satu ㅡtetapi disaat yang bersamaan seseorang telah terlebih dahulu mengambil botol minuman tersebut.

Dan naasnya, itu adalah seseorang yang berada di daftar paling teratas orang yang sedang Bintang tidak ingin temui.

Renaldo Albiansyah.

Dia heran, kenapa sih cowok itu selalu berada di sekitarnya? Yah wajar sih kalau memang mereka suka bertemu di kantin ini, karena memang kantin ini merupakan kantin khusus anak FEB.

Tetapi haruskah alam semesta mempertemukan mereka disaat ter-badmood Bintang?

Belum lagi saat cowok itu sudah memegang botol minuman berperisa green tea itu, bukannya pergi malah terus saja berdiri disampingnya.

Jadi demi menghindari adanya cekcokㅡkarena sekarang Bintang sudah dalam mode senggol bacok, maka dia dengan cepat mengambil minuman random agar bisa cepat pergi dari hadapan Al.

Tetapi cowok itu seakan tidak membiarkannya pergi, karena dia mengikutinya sampai di antrian kasir.

"Muka lo sepet banget, badmood?"

Bukannya menjawab, Bintang malah mendengus keras.

"Kenapa? Dosennya rese yah?"

Iya tapi lebih resean lo.

"Atau.. teman lo yang rese?"

Bintang kembali mendengus. Serius, ini antrian cuma dua tapi kenapa rasanya seperti menunggu dua jam yah?

"Btw lo udah ngerasa baikan?"

Dan Bintang tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menghembuskan nafas lega saat sudah tiba gilirannya untuk membayar di kasir.

Tetapi seakan tak cukup, Al malah ikut mengejar dirinya dan menahan pergelangan tangannya.

Dan Bintang tentu saja sudah siap mengeluarkan sumpah serapah pada cowok itu. "Loㅡ"

Kalau saja Al tidak dengan cepat menukar minuman miliknya dengan botol green tea yang tengah dia pegang.

Tak lupa menempelkan selembar sticky notes pada punggung tangannya.

Jangan cemberut mulu =)

Dia menatap lembar sticky notes tersebut lalu kembali melemparkan tatapannya pada Al yang kini sudah kembali ke meja bersama teman-temannya.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang