[7] - Malam Penutupan

28.4K 2K 30
                                    

Playlist:
Jaz - Teman Bahagia
Devano Danendra - Menyimpan Rasa

Happy Reading ヾ(*´∀`*)ノ

◦•●◉✿ ✿◉●•◦

Bintang menggigit kukunya gelisah dengan kaki yang tidak bisa diam, daritadi pun dia tidak bisa berhenti melirik ke arah ruang musik. Dia sedang menunggu kedatangan Al, dia akan cari perhitungan kepada cowok itu!

Mengingat percakapannya dengan Andreo kemarin selalu berhasil membuat emosinya naik ke ubun-ubun. Mantan gagal move on? Yang benar saja, Al tidak seistimewa itu untuk digamoni. Jangankan mantan, jadi pacarnya saja Bintang tidak sudi.

Dia lagi-lagi melirik ke arah ruang musik dan belum menemukan tanda-tanda kalau cowok itu akan keluar. Berdasarkan pengamatan dari teman seregunya, Al sedang berada di ruang musik untuk mengambil gitar.

Jadi dia dengan cepat menyusul Al untuk menuntut kejelasan dari cowok itu perihal gosip tentang dirinya. Bahkan dia sengaja datang 30 menit lebih cepat sebelum dimulainya penutupan ospek.

Dia menoleh saat mendengar suara bising dari samping. Itu Al! Cowok itu keluar dari ruang musik dengan gitar yang ditenteng di bahu. Bintang sudah bersiap untuk menghampiri cowok itu saat satu orang lagi keluar dari ruang musik.

Dengan cepat dia bersembunyi di balik tembok lalu mengintip sedikit. Rupanya cowok itu tidak sendiri, dibelakangnya ada Rendo yang tengah menenteng drum box.

Dia mendesah kesal. Kalau begini aksi labrak-melabraknya dinyatakan gagal.

"Lo gimana si, ga gentle banget jadi cowok." Bintang dengan cepat mengembalikan arah matanya ke dua cowok itu.

Bintang bisa melihat Al mendengus, "ngomong mah gampang."

Bintang mendekatkan telinganya ke dinding, bersikeras bahwa sekarang dirinya hanya tidak sengaja curi dengar, bukannya menguping.

Al kembali melanjutkan ucapannya. "Lo emang bisa ungkapin gitu aja perasaan lo sama cewek yang udah lo suka dari lama?"

Bintang menaikkan alisnya tertarik, ternyata Al tidak segentle yang terlihat, bilang suka sama cewek saja dia tidak berani.

Bintang memasang telinganya baik-baik saat Al kembali melanjutkan ucapannya. "Saat posisi lo cuma sebagai sahabat dia?"

Bintang mengangguk-angguk mengerti, mulai paham. Jadi bisa disimpulkan Al adalah korban friendzone.

Rendo mendengus. "Apa susahnya sih bilang, 'Helen, gue suka sama lo dari dulu.' tinggal ungkapin doang gak ada susahnya." Bintang menahan nafasnya kaget, jadi selama ini Al suka sama Helen? Jadi Al friendzonenya ke Helen?

Al menggeleng, "ini susah karena gue sama dia udah sahabatan dari kecil."

Bintang dengan cepat menyembunyikan dirinya saat Al dan Rendo berjalan melewatinya.

Dia menatap punggung Al yang berjalan menjauhinya, cowok itu... Ternyata suka sama Helen, tapi yang membuatnya heran adalah, kenapa mereka tidak berpacaran saja? Dilihat dari gelagat Helen sepertinya cewek itu tidak akan menolak Al, dan juga seperti yang dikatakan Al tadi kalau mereka sudah sahabatan dari kecil.

Dia mengernyitkan dahinya dalam, apa cewek yang diakuin Al jadi pacarnya tempo hari yang lalu itu Helen?

"DOR!"

"Eh astaghfirullah!" Bintang mengelus-elus dadanya sementara Andin sudah tertawa terbahak-bahak.

"Sialan lo Jumiati!" Bintang mengumpat sementara Andin masih tertawa puas. Bahkan dia memegang kedua sisi perutnya karena terlalu banyak tertawa.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang