[24] - Terpesona

16.8K 1.3K 10
                                    

Al melirik Bintang yang tengah terlelap nyaman di kursi penumpang disebelahnya.

Mereka sudah sampai di Jakarta dari sepuluh menit yang lalu dan Al terus saja mengurungkan niatnya untuk membangunkan gadis itu.

Entah kenapa melihat gadis itu terlelap membuatnya tak tega untuk menganggu tidur damainya.

Lalu Al berdecak frustasi, ada apa dengan dirinya? Ini bukan tipikal Al sekali.

Lalu dia kembali mendekat, bertekad bahwa kali ini tidak ada yang akan menggagalkan rencananya.

Namun dia terhenti dan menahan nafasnya saat Bintang membalikkan wajahnya yang membuat mereka kini tengah berhadapan, dengan posisi yang sangat dekat.

Al memperhatikan pahatan wajah gadis itu. Semua orang tahu kalau Bintang tidak jelek. Ralat, bahkan gadis itu masuk kedalam kategori cantik.

Dan Al tidak bisa menyangkal bahwa Bintang memang... cantik.

Alisnya yang tebal, hidungnya yang bangir dan bibirnya yang mungil, tak lupa lesung pipinya yang membuatnya terlihat manis saat tersenyum.

Al mengembalikan tubuhnya ke sandaran kursi lalu mendengus sebal. Jangan sampai dia kedapatan memandangi Bintang lagi. Dan apa yang baru saja dia lakukan? Mengagumi Bintang? Mungkin dia sudah gila.

Lalu tanpa aba-aba dia menggerakan pundak Bintang, "bangun!"

Bintang berusaha membuka matanya lalu mengerjap-ngerjap berusaha mengumpulkan kesadarannya kembali.

"Udah sampai?"

"Heem."

Dia menguap lalu meregangkan badannya, kemudian mengambil tasnya dan bersiap membuka pintu mobil saat Al menahannya.

"Bentar!"

Al menahan tangan Bintang lalu setelah tersadar cowok itu dengan cepat melepasnya. Sementara Bintang terlalu mengantuk untuk menyadari apa yang baru saja terjadi.

"Apa?" Tanyanya mengantuk.

"Tolong periksa ban mobil gue, kempes atau nggak."

Bintang mengernyit, "kenapa bukan lo aja?"

Walau mengantuk tapi tentu saja Bintang selalu punya waktu untuk berdebat dengan Al.

Sementara Al berdecak, "biar sekalian, kan lo mau turun juga."

Bintang memutar bola matanya lalu bersiap akan turun saat Al kembali memanggil.

"Eh!"

Bintang menggeram, "apa lagi?"

"Tas lo taruh disini aja, sebagai jaminan siapa tau lo langsung kabur."

Bintang menghembuskan nafasnya panjang lalu mengangkat tasnya ke depan Al dan menaruhnya dikursi tempatnya duduk. Seakan mengisyaratkan, 'nih gue taruh disini liat nih.'

◦•●◉✿ ✿◉●•◦

Bintang mengetuk kaca mobil Al yang membuat pemiliknya menurunkan kacanya.

"Ga kempes sama sekali."

Al tersenyum dan mengangguk, "oke makasih."

Al tersenyum cerah yang membuat Bintang mengerutkan keningnya bingung.

Al tersenyum saja sudah aneh apalagi kalau tersenyum lebar seperti itu, sangat tidak wajar.

Lalu Al mengulurkan tas miliknya yang membuat Bintang semakin memperdalam kerutan di keningnya.

"Ngapain natap gue kek gitu? Lo naksir gue?"

Ok Al sudah kembali.

"Apasi pede banget lo,"

"Emangnya gak?"

"Jangan mimpi!"

Al berdecak, "yaudah sana buruan masuk."

"Yaudah sana pulang lo halangin jalan."

Tbc.

Pendek ya? Wkwk emang :D

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang