[10] - You're in Danger

25.2K 1.9K 13
                                    

Al mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Dia melirik jam tangannya, sudah 10 menit berlalu dan dia tidak menemukan tanda-tanda orang yang dia tunggu akan keluar.

Tiba-tiba saja dia tertawa kecil, kalau ada yang melihatnya sudah pasti dia akan dikira sebagai orang gila.

Al menggeleng-gelengkan kepalanya, "Bintang.. Bintang."

Orang yang dia tunggu sebenarnya adalah Bintang, alasannya tidak jauh-jauh dari kejadian pada malam penutupan Ospek. Sudah dua hari ini dia tidak pernah menemukan tanda-tanda kehadiran Bintang di kampus dan dia tahu Bintang sedang menghindarinya, entah karena apa.

Jadi dia berinisiatif menghampiri Bintang di kelasnya. Dia juga bingung sebenarnya, kenapa dia masih mau saja berhubungan dengan gadis itu.

Lalu senyumnya mengembang saat menemukan orang yang dia tunggu akhirnya keluar sembari memainkan hpnya, tidak menyadari kehadiran Al.

"Eh astaghfirullah!" Bintang hampir saja menjatuhkan hpnya saat menemukan siluet cowok tengah berdiri di depan kelasnya. Kaget? Tentu saja, kampus seharusnya sudah sepi pada jam begini.

Lalu dia tersadar kalau yang tengah berdiri di hadapannya adalah Al, yang membuatnya secara refleks menelan ludahnya gugup.

Padahal, dia sudah mengatur jam pulangnya telat setengah jam dari jam pulang yang seharusnya hanya untuk menghindari Al, tapi ternyata cowok itu masih bisa menemukannya.

"Hi Bintang, kok belum pulang? Ngehindarin gue yah?"

Bintang tahu dia tidak akan pernah bisa menang jika berurusan dengan Al, jadi dengan cepat dia mengambil inisiatif berlari, namun dia kalah tangkas saat cowok itu lebih dulu menarik tasnya.

"Eit, mau kemana?"

"Kak Al mau apa? Urusan kita udah selesai."

"Selesai?" Al tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya, "mulai aja belum."

Bintang menghela nafas panjang, "terus kak Al mau apa?"

"Hmm..." mengetuk-ngetuk dagunya berpikir, lalu sedetik kemudian tersenyum jahat. "Jadi fujo asik ga Bintang?"

Bintang memejamkan mata sembari menahan nafasnya, Al itu... sangat licik.

Lalu dia kembali membuka matanya dan mengernyit tidak setuju.

"Gue bukan fujo!" Tekannya.

Al tertawa licik, "ga percaya tuh."

Bintang mengerutkan dahinya sinis.

"Gue emang bukan fujo!"

Itu benar, Bintang sebenarnya bukan fujo. Tapi kalau menjelaskan hal ini kepada Al sepertinya tidak akan mempan.

"Fujo atau bukan, gue punya buktinya."

Bintang tersentak kaget, "maksud lo, lo mau nyebarin ke satu kampus kalau gue itu fujo, iya?" ujarnya emosi.

Hilang sudah sikap sopannya, tapi Bintang tidak peduli toh dia sudah mendapatkan sertifikat kelulusannya.


Al menaikkan satu alisnya tertarik, menunggu kelanjutan ucapan dari cewek itu.

"Setelah nyebarin fitnah kalau gue itu mantan lo sekarang lo mau sebarin juga kalau gue itu fujo? Jadi gini cara lo balas dendam?" Bintang menyipitkan sembari mendesis, "satu kata, pengecut." ujarnya pelan di akhir kalimat.

Al melotot marah, berani-beraninya! Lalu dalam sekejap Al mendorong Bintang ke belakang yang membuat punggungnya terbentur di dinding.

Al menggeram rendah, "lo!"

Bintang mengepalkan tangannya gugup, posisinya sekarang terkurung di antara Al dan dinding dengan tangan Al yang memegang kedua pundaknya. Dia tahu Al tengah marah besar, wajah cowok itu pun kini sudah memerah padam. Sepertinya kali ini dia melakukan kesalahan fatal.

"Dulu lebay, sekarang pengecut?! Lo ini nyari mati yah?!"

Bintang menahan nafasnya, berada di posisi seperti ini sangat tidak baik untuk jantungnya.

"Eh.. Kayaknya kita terlalu dekat--" Bintang menaikkan tangannya berusaha menyingkirkan tangan Al, namun Al lebih dulu mendorongnya kembali bersandar di dinding yang membuatnya memejamkan matanya sekaligus melipat bibirnya frustasi.

"Apa salah hamba ya Allah.."

"Gak! Lo denger yah Bintang!" Bintang kembali membuka matanya yang membuat matanya bertemu dengan manik hitam Al.

"...berapa banyak kesalahan yang udah lo buat sama gue. Pertama, lo udah jadiin gue bahan prank, yang artinya lo gak menghormati senior," Bintang berpikir sejenak, yah Bintang akui dia salah.

"Kedua, lo udah bicara ga sopan sama gue yang artinya lagi-lagi lo gak menghormati senior." Bintang mendengus dalam hati, 'lo aja yang baperan.'

"Dan yang ketiga, lo udah berani-beraninya bilangin gue pengecut, yang nunjukin kalau lo emang gak menghormati senior. Seharusnya sikap lo yang gak menghormati senior ini dikasih hukuman!"

Bintang tersentak dan mengerjapkan matanya, hukuman?

"Dan gue tahu hukuman apa yang pantas buat lo." ujarnya sembari menyeringai sadis.

Tbc.

Jangan lupa vomment, karena Bintang butuh bintang 🙆

Lots of love, Win❤❤


StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang