[40] - Jangan Marah

11K 1.1K 47
                                    

Al menatap tangannya yang sedang digenggam Bintangㅡatau lebih tepatnya sedang ditarik oleh gadis itu, walaupun sebenarnya dia tidak tahu kemana Bintang akan membawanya.

Namun tanpa kata cowok itu menarik tangan Bintang yang membuat gadis itu berhenti berjalan dan sedikit tertarik kebelakang. Gadis itu berbalik kearah Al sembari menatap cowok itu dengan kerutan dahinya.

Belum sempat gadis itu bertanya, Al sudah terlebih dahulu gantian menarik tangannya, menyuruhnya mengikuti langkah besar cowok itu.

"Kita mau kemana?" Tanya Bintang sedikit takut. Tak bohong, dia merasa sedikit takut pada perubahan sikap cowok itu sewaktu di kantin tadi.

Bagaimana jika yang berada didepannya saat ini bukanlah Al tetapi orang yang mengambil raganya secara paksa?

Oke mungkin pikirannya terlalu melantur, tetapi ada banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi pada cowok di hadapannya ini.

"Ke sekret," jawab Al. Nadanya sudah tidak secentil tadi, melainkan cowok itu menjawabnya dengan nada datar.

"Sekret BEM?"

Al tidak menjawab, hanya terus berjalan sembari menarik tangan Bintang untuk mengikutinya.

Tetapi nyatanya Al tidak menariknya kearah sekret BEM, melainkan ke arah sekret himpunan jurusan akuntansi yang membuat Bintang bertanya-tanya didalam kepalanya tentang keperluan apa yang ingin cowok itu lakukan ke sekret hima akuntansi.

Lalu sesampainya di depan sekret himpunan jurusan akuntansi, mereka berdua berhenti didepan pintu yang membuat seisi sekret pada siang itu menoleh.

Salah satu kating Bintangㅡyang kalau tidak salah ingat namanya adalah Damar menaikkan salah satu alisnya, "ada yang bisa dibantu?"

Al tidak menjawab melainkan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan sekretㅡyang hanya diisi oleh lima orang, sementara Bintang dibelakangnya mulai menarik tangannya dari genggaman cowok itu.

"Al lo mau ngapain sih bawa gue kesini?" Bisik Bintang sembari berusaha menarik tangan cowok itu walau hasilnya nihil karena Al menggenggam pergelangan tangannya terlalu erat.

"Friska ada?" Jawab Al pada Damar.

Karena walaupun tujuan utamanya memang untuk menemui Friska tetapi sebetulnya cowok itu juga tidak tahu-menahu siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Friska.

Dan merupakan sebuah kebetulan yang menguntungkan saat mereka semuaㅡanggota himpunan serempak menoleh kepada Friska yang juga berada di sekret pada siang itu.

Bintang dan Al pun spontan ikut menoleh pada gadis itu walau sedetik kemudian cowok itu menipiskan bibirnya tidak suka.

Ah jadi Friska yang itu?

Samar-samar dia mulai ingat akan wajah gadis itu yang cukup familiar.

Tidak dekat tetapi hanya sebatas kenal, yang dia ingat Friska adalah salah satu teman Helen yang sempat menitipkan salam padanya saat maba dulu.

Bukan bermaksud sombong, tetapi Al memang sudah terkenal sejak masih menjadi maba, jadi tak heran banyak yang naksir padanya

"Ada apa Al?" Tanya Friska pada cowok itu namun menyempatkan diri untuk melirik Bintang yang berdiri dibelakang punggung Al.

Al dengan cepat menarik Bintang untuk berdiri di sampingnya.

"Minta maaf ke cewek gue, sekarang."

Ucapan Al serta-merta membuat Bintang dengan cepat menoleh kearah cowok itu dan memandangnya kaget, dalam hati merutuki kegilaan apalagi yang tengah Al lakukanㅡserta masih berusaha untuk menarik tangannya dari genggaman cowok itu walaupun tarikannya sudah tidak sekuat tadi.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang